Belajar dari Burung Bangau
Lembayung senja mulai menggelayuti
sore yang penuh kedamaian. Semburat warna kemerahannya menggambarkan keindahan ciptaan
Tuhan. Barisan burung bangau terbang membuat formasi huruf V. Kulihat bangau di
depan mengepakkan sayapnya dengan penuh semangat. Dialah yang menjadi daya
dukung bagi teman-teman dibelakangnya. Sementara bangau-bangau yang terbang
dalam formasi mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang memberi semangat
kepada bangau yang terbang di depan.
Sang pemimpin dengan sekuat tenaga
berusaha menjaga konsistensi kecepatan
kepakan sayapnya. Dia paham betul bahwa bangau dibelakangnya tidak usah terlalu
payah menembus airwall yang ada didepannya karena konsistensi gerakannya.
Dialah pemimpin yang betanggung jawab dalam menempuh perjalanan kelompoknya.
Dia harus memastikan bahwa jika temannya keluar dari formasi yang dibentuk,
maka yang terjadi adalah kelelahan didapatnya. Dan dipastikan dia akan masuk
kembali kedalam formasi V tersebut untuk mengambil
keuntungan dari daya dukung yang diberikan bangau di depannya. Hasilnya, seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarak terbang 71 % lebih jauh
dari pada kalau setiap angsa harus terbang sendiri-sendiri.
Ketika seekor bangau menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua
bnagau lain akan ikut keluar dari formasi bersama bangau tersebut dan
mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan
bangau yang jatuh dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat terbang lagi,
tidak sampai mati. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka
sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.
Ketika sang pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar
ke belakang formasi, dan bangau lain akan terbang menggantikan posisinya. Aah
begitulah...Dia harus berani mengambil resiko dan menyerahkan kepemimpinnya
untuk kemaslatan bangau-bangau dibelakangnya. Ia tidak mau egois dan
mengorbankan teman-temannya. Sementara sang pengganti berusaha sekuat tenaga
melanjutkan estafet dari bagau didepannya yang mundur teratur. Pun begitu
seterusnya sampai mereka sampai kepada tujuannya.
Ya....begitupun aku. Aku harus memberikan estafet kepemimpinanku. Dua tahun
sudah aku mengemban amanah untuk menjalankan kepemimpinanku sebagai ketua RW.
Sesuai kesepekatan warga bahwa kepemimpinan RW berakhir satu priode dalam satu
tahun. Banyak sudah keras kerasku membangun lingkungan ke RW an. Dari kerja
bakti, membangun pos ronda dan terakhir membuat balai warga yang sengaja
kupindahkan samping rumahku. Kubangun ia dengan kokoh agar suatu saat nanti
bisa dipergunakan warga sampai anak cucu. Dananyapun kuperoleh dari iuran warga.
Siasanya aku ngutang di toko bangun koh Ahtong Ling Song. Dialah yang selalu
mensuport setiap kegiatan yang dilakukan di lingkungan RW.
Kini saatnya aku bertapa, mengasingkan diri setelah membuat kebisingan. Ini
kulakukan setelah aku gagal menaklukan wabah congorna yang semakin merajalela
di kalangan warga. Tak peduli basar kecil, tua muda, kakek nenek semua
terjangkit. Sementara hutang kepada Koh Ahtong Liong Song semakin membengkak.
Ah...biaralah toh hutang itu pasti akan ditanggung oleh ketua RW berikutnya.
Sama dengan burung bangau yang terbang didepan segera akan digantikan oleh
bnagau dibelakngnya untuk mempertahankan konsistensi formasinya. Seperti itulah
kedaanku. Padahal aku sudah berjanji kepada warga Wabah ini tak akan mampu menembus
pertahanan papalng pintu RW. Aku pun meyakinkan wargaku bahwa aku bisa
menghadapinya. Akan kutaklukan dengan jurus CitraLuka. Biasanya makhluk kasat
mata akan tunduk kepadaku. Dia akan mengabdi kepadaku sampai akhirnya dia secara
sadar ataupun tidak menyerahkan diri sepenuhnya kepadaku. Walaupun harus berdarah-darah membelaku.
Aku terkesiap ketika bidadari syurgaku menghidangkan kehadapanku semangkuk
mie ayam dan segelas air jeruk hangat. Sementara sop Iga sapi disantapnya
dengan lahap. Aku tersenyum hangat menyambutnya. Dialah yang selalu menemaniku
dalam suka dan duka. Dialah yang selalu memperhatkan penampilanku. Baik ketika
dalam bertugas maupun ketika sedang menikmati liburan.
Semoga penggantiku lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar