Dasar Menulis: Kata, Kalimat, dan Paragraf
Pemateri : Iman Rahmadi
Setiap orang pernah menulis. Dari kecil, sejak kita mnegnal huruf, kita sudah menulis. Dan sekarang ketika tekonologi semakin canggih, kita semakin mudah untuk menulis kapanpun dan dimanapun. Untuk dapat menulis dengan baik, maka kita harus memperhatikan tiga Aspek dasar dalam menulis yaitu:
1. Pemilihan kata
2. Penulisan Kalimat
3. Penyusunan Paragraf
Untuk lebih efektif dalam berdiskusi. Para peserta memahami materi ini, maka kami diberi kesempatan selama 30 menit untuk membaca meteri beliau melalui link https://tigabelase.wordpress.com/2020/04/06/dasar-menulis-kata-kalimat-dan-paragraf/. Dalam link ini Bapak Imam Rahmadi sebagai pemateri kali ini, menyampaikan panjang lebar tentang ketiga aspek tersebut sebagai berikut.
Beliau mengatakan bahwa Setiap orang bisa menulis. Paling sederhana menulis status di WhatsApp dan Facebook, atau sekadar menulis keterangan foto yang diunggah di Instagram. Tulisan bisa menggunakan kata, kalimat, dan bentuk paragraf sesukanya. Menulis secara personal memang sangat bebas tidak harus sesuai dengan suatu aturan penulisan tertentu. Berbeda jika ingin menulis formal, apalagi menulis untuk keperluan akademik, terdapat berbagai kaidah baku yang harus diikuti.
Tulisan ini membahas pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf dalam konteks penulisan personal, formal, maupun akademik. Penulisan personal adalah sebagaimana anda menulis status atau menulis blog dengan gaya personal. Penulisan formal biasanya digunakan oleh para jurnalis untuk menulis berita atau oleh para blogger profesional untuk menulis artikel populer. Sedangkan penulisan akademik digunakan oleh para akademisi untuk menulis berbagai karya ilmiah seperti makalah, laporan penelitian, atau artikel jurnal.
Ketiga konteks penulisan dibahas supaya dapat memberikan gambaran besar dan perbedaan di antara ketiganya. Pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf merupakan hal paling mendasar yang perlu dipelajari supaya dapat menulis dengan baik. Jika hal tersebut sudah dikuasai, anda akan dapat membuat tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan.
1. Pemilihan kata
Pemilihan kata sangat menentukan rasa tulisan. Perihal pilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal, dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan hal yang sama.
Sebagai contoh, coba cermati tiga kalimat di bawah ini:
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa dari kalimat. Antara ngobrol-ngobrol, berbicara, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama menggambarkan proses bertukar informasi antara ibu guru dengan kepala sekolah. Namun, kata ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbicara terasa lebih formal, sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.
Jika dalam bahasa Inggris sangat mudah untuk menemukan klasifikasi kelas kata karena bahasa Inggris sendiri sudah jelas terbagai menjadi dua, yaitu general English dan academic English. Selain itu, terdapat banyak kamus yang khusus berisi kumpulan kosa kata akademik atau academic words. Pada bahasa Indonesia, sepertinya belum ada kamus khusus seperti itu, jadi anda sendiri yang harus cermat mempertimbangkan diksi yang akan digunakan jika ingin menulis lebih formal atau akademik.
Contoh sederhana lainnya, seperti kata ganti orang pertama: gue, aku, dan saya, yang memiliki rasa tersendiri jika dipakai pada sebuah kalimat. Gue dan aku terasa sangat personal, sedangkan saya terasa lebih formal. Lalu bagaimana untuk penulisan akademik?
Pada penulisan akademik, kata ganti personal baik orang pertama, kedua, atau ketiga sebaiknya dihindari dengan mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan menghilangkan kata gantinya. Misalkan, “saya melakukan penelitian ini untuk mendeskripsikan . . .”, maka sebaiknya ditulis seperti ini: “penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan . . .”
Jadi, silakan dilihat dan dipertimbangkan kembali diksi dalam tulisan anda selama ini; apakah cenderung personal, lebih formal, atau bahkan sangat akademik?
2. Penulisan Kalimat
Menulis kalimat yang baik sesuai dengan Subjek, Prediket, Objek, dan Keterangan (SPOK) sudah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar (SD). Apakah anda masih ingat?
Jika masih ingat, berarti baru saja anda membayangkan sebuah kalimat sederhana atau tunggal yang setidaknya terdiri dari subjek dan predikat, seperti “saya membaca” atau yang lebih lengkap “saya membaca tulisan di blog.” Namun, yang selama ini jarang dipraktekkan dalam menulis, bahwa juga terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan dalam tulisan anda supaya tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca.
Terdapat 4 macam kalimat majemuk: setara, rapatan, bertingkat, dan campuran. Jujur saja, saya sendiri tidak pernah menerapkan keempat rumusan kalimat majemuk tersebut karena cukup rumit. Saya justru selalu menggunakan rumus yang saya dapat ketika belajar bahasa Inggris untuk keperluan akademik yang jauh lebih sederhana.
Selain kalimat sederhana (simple sentence), dalam bahasa Inggris terdapat dua bentuk kalimat lain, yaitu kalimat gabungan (compound sentence) dan kalimat kompleks (complex sentence). Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan lainnya. Supaya lebih jelas, seperti ini contohnya:
Kalimat sederhana:
Saya membaca tulisan di blog.
Kalimat sederhana ini bisa dikembangkan menjadi kalimat gabungan:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Kalimat sederhana tersebut juga bisa dijadikan kalimat kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Satu lagi, kalimat gabungan dapat disatukan dengan kalimat kompleks yang kemudian disebut sebagai kalimat campuran:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
Jadi, anda harus menerapkan variasi kalimat dalam setiap paragraf supaya tulisan tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca. Variasi kalimat ini berlaku untuk penulisan personal, formal, dan akademik. Mari kita simak bagaimana menyusun paragraf dulu, setelah itu akan saya jelaskan penerapan variasi kalimat dalam sebuah paragraf.
3. Penyusunan Paragraf
Apalagi tentang paragraf, pasti anda sudah sering mendengar penjelasannya. Betul, paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Dalam kata lain, sering disebut juga bahwa paragraf memiliki satu induk kalimat dan beberapa anak kalimat. Kesimpulan bisa ditambahkan pada setiap akhir paragraf jika dibutuhkan.
Secara umum, paragraf dibagi menjadi dua, yaitu paragraf deduktif dan induktif. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada kalimat pertama dalam paragraf dengan penjelasan dari umum ke khusus. Sedangkan paragraf induktif adalah sebaliknya; gagasan utama pada kalimat terakhir dalam paragraf degan penjelasan dari khusus ke umum. Nah, supaya tulisan enak dibaca dan mudah dipahami, sebaiknya gunakan jenis paragraf yang pertama.
Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama dalam sebuah paragraf memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok paragraf di awal. Berbeda ketika gagasan utama diletakkan pada kalimat terakhir dalam sebuah paragraf, pembaca harus membaca sampai ujung paragraf dulu baru mendapatkan ide pokoknya. Lantas bagaimana caranya menyusun paragraf yang enak di baca dan mudah dipahami?
Sekarang saatnya menerapkan variasi kalimat dalam sebuah paragraf. Caranya sederhana untuk membuat paragraf yang enak di baca dan mudah dipahami: tulis kalimat topik dalam bentuk kalimat sederhana, baru kemudian lakukan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelasnya. Jadi, kalimat topik yang berlaku sebagai gagasan utama harus ditulis dalam bentuk sesederhana mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks untuk menuliskan gagasan utama.
Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada beberapa kalimat penjelas dan diperhalus transisinya dengan konjungsi atau kata penghubung. Supaya lebih jelas, mari kita lakukan simulasi paragraf dengan menggunakan beberapa kalimat berikut:
Kalimat topik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.
Beberapa kalimat penjelas:
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Apabila dijadikan paragraf yang semua merupakan kalimat sederhana, maka jadinya seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas. Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.
Namun, jika anda melakukan variasi bentuk kalimat dan menambahkan beberapa konjungsi, menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.
Silakan rasakan perbedaannya. Bandingkan antara membaca paragraf yang isinya semua hanya kalimat sederhana dengan paragraph yang berisi variasi kalimat gabungan dan kompleks. Konjungsi yang berfungsi sebagai transisi antar kalimat membuat setiap kalimat dalam paragraf mengalir dengan baik sehingga paragraf enak dibaca dan mudah dipahami.
Satu hal lagi tentang paragraf yang penting disampaikan sebelum tulisan ini saya sudahi. Masih banyak yang kebingungan dalam membuat kalimat topik sebagai gagasan utama dalam paragraf. Baik, cara gampang untuk membuatnya, adalah pastikan anda meletakkan ide pengontrol atau controlling idea pada setiap kalimat topik. Contohnya seperti kalimat topik di atas: “Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan”, di sini kekurangan dan kelebihan bekerja dari rumah menjadi ide pengontrolnya. Ada lagi misalnya: “Pencegahan virus Corona dapat dilakukan dengan berbagai cara,” maka di sini berbagai cara pencegahan virus dijadikan pengontrol paragraf sehingga kalimat penjelasnya harus terdiri dari beberapa kalimat yang memberikan informasi apa saja berbagai cara pencegahannya.
Sangat menarik membahas hal mendasar dalam menulis. Sayangnya tulisan ini sudah terlalu panjang dan lebih baik untuk disambung pada lain kesempatan. Apalagi membahas tentang paragraf, sangat tidak cukup hanya dijelaskan dalam satu postingan tulisan. Bahkan, ada satu buku khusus yang membahas tentang bagaimana menulis aneka model paragraf yang baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku.
Beberapa dasar menulis yang dijelaskan di sini, sekiranya cukup untuk dijadikan bekal untuk dapat menulis dengan baik dalam konteks personal, formal, maupun akademik. Selebihnya, perlu membiasakan diri untuk memilah dan memilih diksi yang sesuai, menulis aneka variasi kalimat, dan menyusun paragraf yang enak dibaca dan mudah dipahami. Semakin banyak berlatih, semakin terampil menulis.
Apabila terdapat pertanyaan, saran, atau hal lain, silakan dapat ditulis pada kolom komentar. Senang untuk berbagi dan semoga dapat bermanfaat. Selamat belajar menulis.
Tiga puluh menit berlalu. Moderator kemudian mempersilakan para peserta untuk bertanya kepada pemateri. Pertanyaan pertama dibuka oleh Bapak S. Dito Anurogo. Beliau adalah seorang Dosen di Unismuh Makassar. Pertanyaan beliau adalah:
1. Bagaimana proses dan rahasia kreatif Anda?
2. Adakah hambatan terbesar selama proses kreatif ini?
3. Bagaimana Anda melihat fenomena literasi pada generasi milenial saat ini? Terutama dengan maraknya medsos dan berita hoaks.
Jawaban bapak Imam Rahmadi adalah sebagai berikut:
1. Proses dan rahasia kreatif yang saya lakukan adalah dengan membaca.
Inspirasi itu secara ilmiah bukan berarti ditemukan dengan merenung di bawah pohon atau duduk di pinggir danau sambil melamun. Jika anda ingin menulis, berarti harus banyak baca dulu. Memperbanyak input sebelum outputnya ditulis.
2. Hambatan terbesar adalah mencari Niche alias topik yang orisinil yang belum ditulis oleh orang lain. Saya lebih sudah menyebutnya sebagai tantangan. Ibarat mau meneliti, tantangannya adalah mencari reserach gap sebagai novelty penelitian kita.
3. Literasi digital generasi milenial masih sangat minim. Gerakan literasi digital di Indonesia sudah banyak yang mengarah ke penanggulangan hoaks, ciber bullying, pornografi, dan lainnya. Justru yang kurang adalah literasi digital untuk keperluan akademin sebagai bekal generasi milenial untuk belajar di era digital. Belum ada gerakan literasi digital yang mengarah ke situ. Tahun kemarin saya meneliti literasi digital untuk keprluan akademik bagi mahasiswa generasi milenial dengan hibah PDP Dikti. Senang jika ada yang meneruskan penelitian itu.
Moderator mempersilakan penanya kedua.
Assalamualaikum. terimakasih pak imam, setelah membaca dasar menulis jadi diingatkan kembali bahwa sebenarnya cara menulis sdh dr SD dipelajari, tp selama ini menulis lupa menggunakan dasar membuat paragraf dll.
Pertanyaan: .Bagaimana tips memilih konjungsi yang tepat untuk menghubungkan setiap kalimat dlm satu paragraf dan bagaimana menghubungkan antar paragraf. Bilal – Bengkulu
Jawaban beliau:
Konjungsi antar kalimat dipilih berdasarkan jenis kalimatnya.
Sedangkan, konjungsi antar paragraf dikontrol dengan kalimat topiknya.
Untuk menjawab ini harus melihat gambaran besar struktur sebuah artikel.
Struktur artikel terdiri dari: pendahuluan, isi, dan kesimpulan.
Jika ditarik garis-garis, semuanya berkaitan. Mulai dari judul, pendahuluan hingga kesimpulan.
Jadi, dalam pendahuluan, penulis mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu. Pendapat penulis mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu nanti yang akan ditaruh satu per satu di setiap paragraf. Sehingga satu artikel nyambung semuanya.
Pertanyaan selanjutnya.
Assalmualaikum pak imam...semoga sehat selalu. Bagaimana cara membuat diksi yang indah dan bisa dinikmati oleh pembacanya?
Beliaupun menjawab:
Diksi tidak perlu indah yang penting sampai pada pembaca. Jadi, dalam memilih diksi sesuaikan dengan target pembaca. Diksi yang terlalu tinggi itu justru bikit tulisan melayang dan tidak menyentuh ke tanah. Ibaratnya begitu. Itu istilahnya adalah inflated words.
Ada 6 prinsip dalam memilih diksi:
1. Pilih kata yang mudah dipahami
2. Gunakan kata yang spesifik dan kontekstual
3. Pilih kata yang paling kuat diantara pilihan diksi yang ada
4. Lebih baik, tekankan pada penggunakaan kata yang positif daripada sebaliknya
5. Hindari penggunaaan diksi yang tinggi secara berlebihan
6. Juga hindari diksi yang terlalu jadul
Jadil, sekali lagi, diksi dipilih sesuai target pembaca.
Masalah yang sering saya temui adalah menyusun kalimat topik. Topik seringkali sudah siap tempur dalam pikiran, namun ketika akan dirangkai masuk tulisan, topik itu menjadi rumit kembali untuk dirangkai. Adakah trik paling sederhana bagaimana menyusun kalimat topik dalam sebuah paragraf.
Yulius Roma_Tana Toraja
Paling sederhana, bikin outline kalimat topiknya terlebih dahulu dalam bentuk ceklist atau dinomorin. Ini sebenernya masuk ke pembahasan lain, tapi mari kita singgung sedikit.
Jadi, dalam menulis, bikin dulu outlinenya. Mulai dari Pendahuluan, isi, dan penutup.
Dari pendahuluan sudah ditentukan apa yang akan dibahas (thesis statement). Thesis statement/poin yang akan dibahas dijadikan controlling ide pada setiap kalimat topik. Diakhiri dengan menyimpulkan semuanya.
Ketika outline bagus, tulisan bagus. Silakan perhatikan tulisan materi saya di blog. Pada pendahuluan sudah ketahuan akan membahas apa. Pada isi, itu lah yang dibahas. Terakhir, saya kasih kata-kata penutup sedikit.
Lanjut kepertanyaan beikutnya
Ass. Wr. Wb
Maaf saya ingin bertanya : Dalam membuat kalimat harus jelas topik yang dibahas/ fiutarakan. Apakah bisa untuk memperjelas kalimat yang dimaksud menggunakan bahasa dalam sebuah kalimat menggunakan bahasa lokal. Dan apakah daerah lain paham jika menggunakan bahasa lokal. Jika tanpa ada keterangan yg umum/ bahasa yg duketahui oleh umum.
Terimakasih-Rifatun Salatiga
Pak Imam menjawab
Bisa. Cara penulisannya, bahasa lokal dituliskan dengan huruf miring. Kemudian dikasih penjelasan apa yang dimaksud dari istilah lokal yang digunakan tersebut. Apabila sudah ditulis miring sebetulnya dalam kaidah penulisan bahasa indonesia semua orang sudah paham kalau iti istilah di luar bahasa indonesia.
Bagaimana cara berlatih supaya kita pandai memilih atau menempatkan kata-kata, sehingga menarik bagi para pendengar atau pembaca? Wassalam supyanto kota bekasi
ekali lagi, perbanyak input. Perbanyak membaca dulu sehingga kata-kata yang anda
miliki akan semakin kaya. Maaf, kasarannya seperti itu, jangan harap bisa menulis bagus kalau tidak pernah membaca. Nantinya, anda akan dengan otomatis ketika ingin menulis muncul diksi-diksi yang bagus. Tulisan anda juga otomatis akan semakin bagus.
Ini ceklist bagaimana cara memilih diksi. Jadi sebetulnya tolok ukur pemilihan diksi.
Yang paling penting adalah apakah diksi/kata yang dipilih dipahami pembaca atau tidak.
Assalamualaikum
Nama saya RASITA
Kepala SDN 16 Penarik Kab Mukomuko Prov Bengkulu
Bagai mana membuat pragraf yg tepat ?
Jawaban pak Imam adalah:
Ini pertanyaan mendasar yang sangat penting.
Pahami kembali struktur paragraf. Materi yang saya tulis belum terlalu dalam membahas tentang penyusunan paragraf.
Assalamualaikum,
saya penulis pemula, bagaimana ciri -ciri paragraf yang baik , apa harus lengkap dengan struktur kalimat dan pemilihan diksi yang tepat atau yang enak dibaca saja .
terima kasih atas jawabannya. Etik Nurinto,S.Pd.SD. Kabupaten Pemalang Jawa Tengah
Jawaban:
Secara teoretis, paragraf yang baik sudah saya jelaskan pada materi di blog dan diperjelas kembali lewat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.
Sebagai penulis pemulia, bisa bertahap tidak harus langsung sempurna sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi, mohon maaf, Bapak dan Ibu; jangan sampai semua teori yang kita bahas malam ini justru bikin keder untuk menulis. Pelan-pelan saja mari kita pahami dan mulai terapkan sedikit demi sedikit.
Assalamualaikum
Ijin bertanya, teknik curah gagasan yg seperti apa agar efektif dan efisien dalam era ini sebagai upaya menyimpan ide yang mudah terlupakan saat terlintas dipikiran kita? Kalau jaman dulu tulis dikertas kecil (blocknote) dan Hp. Terimakasih Etik Susanti SDN Tunggaknongko Semanu Gunungkidul Yogyakarta
Jawaban:
Curah gagasan atau bahasa kerennya brainsorming memang sering dilakukan untuk menghimpun ide, biasanya lebih efektif dengan berdiskusi dengan orang lain sebagai lawan berpikir. Cara yang sudah disampaikan oleh Om Bud kemarin itu out-of-the-box banget dalam mencari dan mendokumentasikan ide.
Assalamualaikum ijin bertanya mas imam
Jika suatu bacaan terpatok pada EYD yang tepat, benar ataukah tidak jika nanti tulisan tersebut akan terasa lebih kaku, seperti saat kita sedang membaca tulisan ilmiah. Lain cerita kalau novel atau cerpen atau mungkin tulisan fiksi lain,, sepertinya tidak melulu menggunakan EYD yang baku. Mohon komentarnya. Noralia Semarang
Jawaban:
Betul, tulisan fiksi lebih fleksibel daripada tulisan non-fiksi. Namun, kalau terkait EYD atau yang sekarang adalah PUEBI, kedua jenis penulisan harus sesuai dengan aturan PUEBI kalau tidak akan sudah dipahami.
Beda kalau terkait kata, kalimat, dan paragraf, karya fiksi terserah tidak harus sesuai dengan aturan dasar yang kita bicarakan barusan.
Penulisan kata yang kurang sesuai dengan tujuan atau kontek tulisan, seperti, mestinya diksi tersebut lebih pada personal tetapi sebenarnya tujuan tulisan itu adalah laporan. Apakah ini tidak merupan bagian dari pembeda/sekat antara penulis dengan penerima laporan sehingga kedekatan secara personalpun dirasakan.
Dan apa dampak dari kesalahan diksi itu? Rusmin (G8-017) Kab. Barito Kuala KALSEL
Jawaban:
Laporan dalam konteks pekerjaan memang harus dengan diksi yang formal untuk menunjukkan profesionalitas. Kedekatan personal dalam konteks kerja profesional justru menjadi hal yang kurang pas. Bisa saja dekat secara personal, namun untuk urusan laporan kerja tetap formal. Diksi yang salah membuat kalimat susah dipahami dan bisa berujung pada miskomunikasi.
Assalamu'alaikum..
Mohon maaf saya termasuk terlambat belajar menulis yg selama ini tdk banyak buku yang saya baca. Saya tertarik dengan materi yang disampaikan pak Imam. Dalam membuat paragraf kadang saya terjebak dengan kalimat yang sdh terlanjur di tulis. Bagaimanakah agar agar saya bisa mengalir manulis sebuah paragraf ?
Terimakasih Asep Dahlan Kepsek SLB Jakarta.
Jawaban:
Hal tersebut sangat lumrah. Supaya tidak terjebak, buat outline pointer yang ingin ditulis.
Bisa juga menerapkan strategi free writing, yaitu tulis aja semuanya dulu yang ada dikepala baru nanti dirapihkan lagi.
Assalamualaikum
Bagaimana cara mengembangkan tema jika sudah mentok Pa
Budi Artopo SDN MeLikan Rongkop GunungkiduL Yogyakarta
Jawaban:
Lihat dari perpektif yang lain. Ibarat tema merupakan suatu bangun, awalnya kita menulis dengan sudut pandang dari sebelah kiri bangunan, kembangkan dengan melihat dari sudut sebaliknya dan sudut yang lainnya.
Jika pembaca kita adalah murid SMP mata pelajaran Bahasa Inggris, dalam membuat paragraf berdasarkan level pahaman mereka , yang sesuai paragraf deduktif atau induktif?
Wiji - malang
Jawaban:
Dalam menulis, supaya lebih mudah dipahami, gunakan paragraf deduktif.
Saatnya pada kesimpulan dan penutup:
Terkait dengan kata dan penggunaannya secara umum, sebetulnya bahasa dapat dibagi menjadi 2 kategori: spoken dan written language atau bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Bahasa lisan biasanya kosa kata dan struktur kalimatnya lebih sederhana, model seperti ini banyak diadaptasi untuk menulis dengan hara personal.
Bahasa tulisan digunakan untuk penulisan formal dan akademik yang biasanya baik kata maupun struktur kalimatnya lebih kompleks. Jadi, jika ingin menulis formal dan akademik, pastikan yang dipakai adalah bahasa tulisan. Bahasa tulisan sangat konsern terhadap variasi penggunaan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragr
Terkait dengan kalimat, 4 jenis kalimat dan fungsinya ini perlu diperhatikan kembali.
1. Kalimat pernyataan, berfungsi untuk menceritakan sesuatu.
2. Kalimat pertanyaan, berfungsi untuk menanyakan sesuatu
3. Kalimat perintah, berfungsi untuk menginstruksian sesuatu
4. Kalimat seruan, berfungsi untuk mengespresikan seuatu yang mengherankan/mengagetkan
Silakan keempatnya bisa digunakan untuk variasi tulisan, selain menggunakan formula kalimat sederhana, gabungan, kompleks, dan campuran.
Satu lagi tentang paragraf, seperti ini gambarannya jika dikemas dalam model humburger.
Kalimat topik ada di atas. Kalimat penjelas di tengah. Kalimat penutup di akhir. Tidak lupa beliau memberikan saran kepada peserta untuk berlatih dan menyelesaikan tugas yang belia berikan berupa penyelesaian kalimat dalam paragraf.
Latihan 1:
Bapak dan Ibu, paragraf ini belum memiliki kalimat topiknya. Jadi kasihan, anak kalimatnya tidak memiliki induk kalimat. Minta tolong untuk dibuatkan kalimat topiknya kemudian ditaruh sebagai kalimat pertama pada paragraf tersebut.
Tetap di rumah saja dinilai sebagai salah satu cara yang paling efektif. Menggunakan masker ketika terpaksa harus bepergian dan selalu menjaga jarak dengan orang lain merupakan cara lainnya. Senantiasa jaga stamina dengan istirahat yang cukup juga dapat dilakukan untuk menjaga imun tetap baik sehingga tidak rentan tertular.
Latihan 2:
Paragraf ini baru ada kalimat topiknya. Mohon tambahkan minimal 3 kalimat penjelas:
Pendemi koronavirus mengubah pola orang dalam bersosialiasi, bekerja, dan belajar di Indonesia.
Latihan 3:
Buat satu paragraf dengan tema bebas. Kalimat topik harus memiliki ide pengontrol. Paragraf memiliki setidaknya 3 kalimat penjelas yang mendukung atau menjelaskan lebih lanjut ide pengontrol.
Selamat mengerjakan
Keren banget. Cepat sekali joz pokok e
BalasHapusTerimaksih cak...semangat teruuus
HapusWowwww hebattt. Panjangggg
BalasHapusBiar puas....hahhaah
HapusMantaps
BalasHapusLuar biasa, Pak. Terlengkap di dunia.
BalasHapusmasssa... hehheeh
HapusDahsyat....
BalasHapusTerimakasih. Semangat pak Mas Susi
Hapusluar biasa pak ...
BalasHapusibu juga luar biasa heheh
Hapus