Jumat, 12 Juni 2020

Menerbitkan Buku Lewat Menulis Jurnal Perjaanan Guru. 

Kecintaannya terhadap kisah-kisah kepahlawan mengantarkannya  menjadi guru sejarah dan IPS sejak tahun 2001. Saat pertama kali mengajar, guru yang bernama asli Agung Pardini ini kala itu masih menempuh S1 Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas Negeri  Jakarta (UNJ). Dalam waktu delapan tahun (2001-2008), setidaknya pernah mendapat kesempatan mengajar pada belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA), Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket Non-Formal atau PKBM.

Sejak tahun 2008 hingga sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh agar disalurkan menjadi program-program pemberdayaan di bidang pendidikan bagi kemajuan ummat. Mula-mula ia bertugas sebagai trainer pendidikan untuk melatih ribuan guru yang mengabdi di sekolah-sekolah marjinal di berbagai  wilayah Indonesia.

Selain melatih para guru, bersama rekan-rekan satu timnya di Dompet Dhuafa, Guru Agung di beri beragam amanah untuk merancang dan mengelola program-program inovatif di bidang pendidikan yang berhasil menjangkau hingga 34 provinsi.

Beliau memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalamannya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Disana beliau bersama rekan-rekan terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.
terdapat beberapa kendala:

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.
2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office
3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.
4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

Nah bagaimana cara kita mengatasi kendala ini? Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif. Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Tentu ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan. Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan. Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya
Berikut contoh-contohnya



Nah buku ini adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media.
Ini murni diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka



Kalau ini kurang lebih mirip dengan buku yang di atas.
Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan. Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain. Kami punya genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok. Berikut contohnya


Dua buku bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri.Ada yang di kepulauan. Ada yang di hutan dan pegunungan, dan ada yang di pelosok kampung. Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam tugas di penempatan. Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI. Jamilah Sampara Award

Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.Nah bagaimana cara mengajarkan guru-guru kami menulis? Kami punya cara yang unik. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru" Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI.  Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi.Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om Guru Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian di group ini...

Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu ttg perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati. Macam-macam ceritanya. Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis. Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca.Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis.
Ini melatih kepekaan literasi mereka. Makanya kita adal bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan. Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel.

Nah,  yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Gak harus yang berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru. Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

Kalau boleh jujur, sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sdh sangat peduli untuk pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal. Namun sayang. Masih banyak guru yang belum termotivasi untuk membacanya. Salah satu kebiasaan saya kalau datang ke sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar lemari sekolah. Banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus

Bagi yang ingin mendapatkan buku-buku koleksi dompet dhuafa, saat ini buku-bukunya sudah tersedia online. Jadi lebih mudah diakses. Berikut linknya. EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020⁣. ⁣Halo Sahabat Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus. Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia⁣
⁣Sila unduh dan donasi di :⁣ http://etahfizh.org/ebook⁣

Kami juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/⁣⁣ EduAction #AkuKamuAksi Bersama Membangun Pendidikan Indonesia⁣. #eBook#ebooks #Eduaction #Pendidikan #DDPendidikan #P10DDPR⁣

Ini contoh buku-buku yang kita release waktu akhir Ramadhan kemarin.
Saya pribadi tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa. Sekarang ini saya tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru. Tulisan-tulisan saya bisa dibaca di web SGI:  www.sekolahguruindonesia.net

Oleh karenanya belia menngajurkan kepada guru untuk mewajibkan diri menulis buku. Bisa PTK
Bisa Jurnal Penelitian.Bisa Cerpen atau Puisi. Bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal. Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya.

Kalau saya senengannya corat-coret di kertas Pak. Nanti saya kumpulin pelan-pelan, baru nanti kita bikin artikelnya. Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng. Takut kalau sendirian.. sepi Sepanjang pengalaman kami, berbisnis jualan buku inspirasi guru ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk semifiksi alias novel. Saran saya, untuk para guru yang senang menulis buku seperti ini, sebaiknya model marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini lebih mudah dijual.

Sebagai misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan buku-buku para member untuk ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pake pre-order dulu, bukan ready stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan. Kalau buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya  dibagikan (gratis) buat para guru2 lain. Jadi gampang laku, karena gratis.

Kesimpulan

  1. Saya pribadi merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.
  2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.
  3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".



Kamis, 11 Juni 2020

Menulis Jurnal Perjalanan Guru

Menerbitkan Buku Lewat Menulis Jurnal Perjaanan Guru. 

Kecintaannya terhadap kisah-kisah kepahlawan mengantarkannya  menjadi guru sejarah dan IPS sejak tahun 2001. Saat pertama kali mengajar, guru yang bernama asli Agung Pardini ini kala itu masih menempuh S1 Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas Negeri  Jakarta (UNJ). Dalam waktu delapan tahun (2001-2008), setidaknya pernah mendapat kesempatan mengajar pada belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA), Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket Non-Formal atau PKBM.

Sejak tahun 2008 hingga sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh agar disalurkan menjadi program-program pemberdayaan di bidang pendidikan bagi kemajuan ummat. Mula-mula ia bertugas sebagai trainer pendidikan untuk melatih ribuan guru yang mengabdi di sekolah-sekolah marjinal di berbagai  wilayah Indonesia.

Selain melatih para guru, bersama rekan-rekan satu timnya di Dompet Dhuafa, Guru Agung di beri beragam amanah untuk merancang dan mengelola program-program inovatif di bidang pendidikan yang berhasil menjangkau hingga 34 provinsi.

Beliau memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalamannya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Disana beliau bersama rekan-rekan terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.
terdapat beberapa kendala:

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.
2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office
3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.
4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

Nah bagaimana cara kita mengatasi kendala ini? Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif. Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Tentu ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan. Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan. Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya
Berikut contoh-contohnya



Nah buku ini adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media.
Ini murni diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka



Kalau ini kurang lebih mirip dengan buku yang di atas.
Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan. Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain. Kami punya genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok. Berikut contohnya


Dua buku bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri.Ada yang di kepulauan. Ada yang di hutan dan pegunungan, dan ada yang di pelosok kampung. Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam tugas di penempatan. Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI. Jamilah Sampara Award

Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.Nah bagaimana cara mengajarkan guru-guru kami menulis? Kami punya cara yang unik. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru" Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI.  Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi.Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om Guru Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian di group ini...

Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu ttg perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati. Macam-macam ceritanya. Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis. Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca.Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis.
Ini melatih kepekaan literasi mereka. Makanya kita adal bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan. Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel.

Nah,  yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Gak harus yang berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru. Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

Kalau boleh jujur, sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sdh sangat peduli untuk pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal. Namun sayang. Masih banyak guru yang belum termotivasi untuk membacanya. Salah satu kebiasaan saya kalau datang ke sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar lemari sekolah. Banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus

Bagi yang ingin mendapatkan buku-buku koleksi dompet dhuafa, saat ini buku-bukunya sudah tersedia online. Jadi lebih mudah diakses. Berikut linknya. EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020⁣. ⁣Halo Sahabat Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus. Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia⁣
⁣Sila unduh dan donasi di :⁣ http://etahfizh.org/ebook⁣

Kami juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/⁣⁣ EduAction #AkuKamuAksi Bersama Membangun Pendidikan Indonesia⁣. #eBook#ebooks #Eduaction #Pendidikan #DDPendidikan #P10DDPR⁣

Ini contoh buku-buku yang kita release waktu akhir Ramadhan kemarin.
Saya pribadi tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa. Sekarang ini saya tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru. Tulisan-tulisan saya bisa dibaca di web SGI:  www.sekolahguruindonesia.net

Oleh karenanya belia menngajurkan kepada guru untuk mewajibkan diri menulis buku. Bisa PTK
Bisa Jurnal Penelitian.Bisa Cerpen atau Puisi. Bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal. Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya.

Kalau saya senengannya corat-coret di kertas Pak. Nanti saya kumpulin pelan-pelan, baru nanti kita bikin artikelnya. Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng. Takut kalau sendirian.. sepi Sepanjang pengalaman kami, berbisnis jualan buku inspirasi guru ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk semifiksi alias novel. Saran saya, untuk para guru yang senang menulis buku seperti ini, sebaiknya model marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini lebih mudah dijual.

Sebagai misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan buku-buku para member untuk ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pake pre-order dulu, bukan ready stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan. Kalau buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya  dibagikan (gratis) buat para guru2 lain. Jadi gampang laku, karena gratis.

Kesimpulan

  1. Saya pribadi merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.
  2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.
  3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".



Menjadi Guru Idola

Anda Kurang Percaya Diri Ketika Mengajar? 
Cobalah Mengajar Gaya Motivator Aris Ahad Jaya



Aris Ahmad Jaya adalah seorang motivator character building dan juga trainer serta coach sekolah-sekolah unggul Indonesia. Momentum saat ini di mana anak-anak kita sedang belajar dirumah, guru pun seharusnya belajar kembali tentang bagaimana memiliki seni menyampaikan, memiliki seni untuk dicintai dirindukan oleh anak didiknya sehingga pembelajaran  menjadi menarik.

Pola mengajar gaya motivator atau MGM insya Allah dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang mampu menarik, dan menyenangkan, dirindukan, dan menginspirasi serta menjadikan anak didik mencintai kita .





A.Niat guru

Berdasarkan niat guru dibagi dua yaitu:
Pertama guru betulan yaitu guru yang memang dari awal ingin menjadi seorang pendidik. Dia ingin mengajar dan memang ingin menjadi guru. Guru betulan ini memang seorang guru yang diidamkan. Guru yang memiliki energi untuk mengajar, bertemu dengan pesrta didik, mengeluarkan keilmuannya kepada anak didiknya.  Guru betulan memang guru yang diidamkan oleh setiap pesrta didiknya.

Kedua  guru kebetulan yaitu guru yang memang tidak sengaja untuk menjadi guru. Hal ini bisa disebakan oleh situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Contoh kebetulan ada lowongan menjadi pengajar, maka dia menjadi guru. Kebetulan lulus dari universitas dan sambil menunggu pekerjaan maka dia melamar menjadi guru dan kebetulan diterima. Makanya akhirnya menjadi guru. Atau kebetulan orang tuanya punya yayasan, dan dia diminta untuk menjadi guru di yayasan orang tuanya, sehingga mau tidak mau harus melanjutkan impian orang tua. Semuanya serba kebetulan.

Eiits, tapi jangan berprasangka buruk dulu kepada guru kebetulan ini. Karena kadang-kadang guru kebetulan pun akan menjadi guru betulan. Hal ini disebabkan oleh bebrapa hal yaitu:

  • Ketika dia mau belajar, mau mengerti bahwa ini bagian dari sebuah proses yang   harus dihadapi
  • Menjalani  kegiatan belajar mengajar dengan sungguh-sungguh karena dia   menyadari bahwa ini bagian dari sebuah proses baik yang harus dijalankan
  • Menerima profesi sebagai seorang guru, sebagai bagian dari sebuah pilihan serta  mau memberi pembelajaran dengan baik, menyenangkan,
  • Menginspirasi anak didiknya untuk mencintai ilmu yang disampaikan

Dari sini, maka diambil kesimpulan bahwa sesungguhnya guru betulan maupun guru kebetulan mempuanyai peluang yang sama. Dia akan meraskan manisnya buah jerih payahnya dalam proses pembelajaran. Semua akan merasakan hal yang sama ketika guru betulan dan guru kebetulan mencintai profesinya. Apa artinya guru betulan, namun tidak mau belajar, menyampaikan materi asal-asalan dan menyesali pilihan hidupnya? Lalu bagaiman cara menjadi guru yang dicintai, dirindukan, dan akhirnya kehadirannya ditunggu anak didiknya?

B.  Tipe guru

Tipe guru berdasarkan kinerja yaitu dibagi menjadi tiga tipe guru yaitu:
Pertama adalah nyasar yaitu guru yang tidak punya tujuan dan arah. Dia guru yang menyesatkan. Peserta didik bisa membencinya karena kehadirannya tidak diharpakan. Mereka meresa bahwa proses pembelajaran begitu lambat,  menyebalkan dan mejenuhkan

Kedua adalah guru bayar yaitu guru yang eneginya hanya terkait dengan finansial. Dia bekerja karena digaji, fiansial yang diperoleh. Energinya akan sangat terkait dengan  masalah keuangan. Guru seperti ini tidak konsisten. Ketika tanggal muda dia bersemangat, wajahnya cerah, dan antusias. Kenapa? Kerena diawal bulan dia mendapatkan gaji, sertifikasi dan tunjangan lainnya. Dompetnya mesih penuh dengan materi duniawi. Namun tidak jarang juga dia kehilangan semangatnya. Mukanya menyedihkan. Dia merasa bahwa menjadi guru bukanlah pekerjaan yang menjanjikan. Sifatnya on of. Kadang semangat, kadang melempun membuat anak tidak mendapatkan figur yang benar-benar menginspirasinya untuk kehidupannya kelak.

Ketiga  guru sadar yaitu guru yang dicintainya anak didiknya, kehadirannya ditunggu-tunggu, dan kepergiannya ditangisi. Apapun yang keluar dari mulutnya  menjadi ilmu yang menjadi  motivasi dan menyadarkan kehidupan anak didiknya. Pembelajarannya menjadi menyenangkan. Dia akan menjadi guru idola yang dapat menciptakan generasi yang berakhlaqul karimah, mampu menghadapi kehidupannya kelak sesuai dengan zammanya. Guru sadar akan mendapatkan pahala yang terus mengalir dari pesrta didiknya.


C. Peran guru

Peran seorang guru yang sesungguhnya bagi peserta didiknya ada  empat yaitu:
Peran yang pertama adalah mengajar yaitu hanya sekedar mengajar, memindahkan keilmuan yang ada di otak guru ke otak anak didiknya, memindahkan kurikulum yang ada ke pikiran anak didik. Guru yang hanya sekitar mengajar, maka akan kalah dengan metode dan pola-pola masakini.  Peserta didik  dapat belajar dari YouTube, wikipedia, quiz dan lain-lain yang menyebabkan mereka bisa belajar tanpa kehadiran guru.

Peran yang kedua adalah mendidik yaitu seorang guru mendidik tentu guru menjadi idola menjadi teladan menjadi contoh. Guru sendiri erasal dari 2 kata  yaitu digugu dan ditiru. Seorang guru yang masuk keranah kedua ini diharapkan mampu memasukkan nilai-nilai norma-norma baik yang bisa dijalankan oleh anak didiknya dalam kehidupan sehari. Cotoh sikap yang bermanfaat dalam kehidupan sehari seperti, jujur, disiplin, suka membantu, berkomunikasi dengan baik, bekrjasama dan mempunyai prilaku mulia.  Pola-pola ini bisa dimasukkan ketika guru mendidik dan memberi pelajaran. Pelajaran apapun bisa dimasukkkan nilai-niai baik ini.

Peran yang ketiga adalah menginspirasi yaitu seorang guru yang melalui proes pembelajarannya dapat menginspirasi anak didiknya. Dia dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan anak didiknya untuk menjadi lebih baik dan bermanafaat dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang menginspirasi akan menjadi bagian sejarah, history yang tak pernah terlupakan bagi anak didiknya. Pembelajarannya tidak hanya dikenang sebatas cerita-cerita picisan.

Peran yang terakhir  menggerakkan yaitu guru yang energi keteladanannya dapat menggerakkan anak didiknya untuk berbuat yang lebih baik. Guru yang inspirasainya menjadi motivator. Anak didiknya mengerjakana apa yang guru sarankan. Menggerakakan apa yang guru sarankan

Dengan demikian guru yang hebat adalah guru yang tidak hanya sekedar mengajar, tapi dia juga mampu mendidik menginspirasi dan menggerakkan anak didiknya untuk berbuat lebih baik lagi.


D. Lima  tips mengajar gaya motivator.

Ada lima langkah yang bisa dipraktekkan untuk menjadi pengajar gaya motivator. Langkah-langkah ini diharapkan mampu menjadikan guru dicintai, dirindukan,menginspirasi peserta didiknya, dan mencintai ilmu yang disampaikan. Lima langkah ini menyebakan nuansa yang berbeda yang akan dirasakan oleh anak didik:

Langkah yang pertama adalah jadilah guru yang menarik dan menyenangkan. Dengan menarik guru memiliki daya tarik. Dengan menyenangkan guru akan dirindukan anak didiknya. Menarik dimulai dari apa yang terlihat . Menyenangkan adalah apa yang dirasa. Guru yang memiliki daya tarik akan senang dilihat oleh peserta didiknya, baik dari sisi penampilan ataupun prilaku. Hal ini berlaku tidak hanya dikelas, atapi juga diluar kelas. untuk menjadi menarik guru harus melaksanakan  tiga langkah sederhana yaitu:
Latihan menjadi menarik. Guru harus merasa diizinkan oleh peserta didiknya. Guru ahrus merasa layak untuk di perhatikan oleh anak didik. Guru harus berpenampilan menarik dan berprilaku menarik. Ketika guru masuk kelas ada dua pintu pada peserta didik satu pintu diizinkan dan  yang kedua pintu tidak dizinkan.
Pintu diizinkan adalah pintu diamana pesrta didik merasa nyaman. Kebalikannya adalah pintu tidak diizinkan yaitu pintu dimana siswa merasa tertekan sehingga apa siapa dan bagaimana kita di kelas itu tidak diterima oleh peserta didik. Guru harus bisa menyenangkan, sehingga harus bisa memahami peserta didikny.
Berikan simulasi-simulasi sederhana. Sebelum pelajaran dimulai guru membrikan permainan game sederhana. Sebelum pembelajaran dimulai guru melakukan tebak-tebakan. Guru dapat mengambil games dari YouTube, dari internet .
Apresiasi proses mereka. Ingat peppatah mengatakan “Tangkap basah kebaikan, tempa besi selagi panas”. Guru dapat memberikan apresiasi secar apersonal atau apresiasi secara masal. Ketika guru mudah mengapresiasi, maka sesungguhnya guru membuka jalan untuk mudah dietrima. Contoh ketika ada peserta didik yang datang tepat waktu, guru dapat langsung meberikan apresiasi dengan berkata; “ keren, kamu orang ynag disiplain. Isya Allah kamu akan menjadi orang yang berhasil”. Tidak tunggu sampai penerimaan rapor, sehingga dia lupa. Kata-kata seperti ini akan membuat resepek mereka.

Langkah yang kedua adalah temukan nilai titik lebihnya dan motivasilah dengan titik lebihnya. Temukan keunggulalannya dan mausklah kedalamnya. Albert Einstin pernah berkata: “Kalau kita memaksa seekor burung untuk beranag, ikan untuk terbang, monyet untuk melata, ular untuk meloncat, maka kita akan melihat kebodohan-kebodohan dari hewan-hewan itu.” Guru yang hebat adalah guru mampu menemukan kelebihan dan memberi kesempatan-kesempatan untuk unggul melalui nilai unggul yang mereka miliki. Peserta didik akan minder bila diberikan momentum bukan pada kelebihan-kelebihan yang dimiliknya. Akhirnya dia menghindar, ketika ditunjuk mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan.

Intinya temukan nilai tambah pesrta didik. Temukan nilai lebih pesrta didik dan berikan momentum untuk menjadi seseorang berdasarkan nilai lebih dan kehebatannay. Orang yang hebat bukanlah orang yang memaksa orang lain untuk menjadi, tapi harus menciptakan dan menghantarkan kehebatan generasi setelahnya dengan memberikan momentum-momentum hebat kepada peserta didiknya.

Tiga langkah menemukan nilai lebih peserta didik:


  1. Memberikan momentun dan kesempatan berdasarkan nilai lebihnya. Berikan kepercayaan kepada peserta didik bahwa mereka punya makna, punya nilai dan berharga bagi orang lain. Guru yang hebat adalah guru yang menjadi kerang mutiara bagi peserta didiknya.
  2. Libatkan peserta didik menjadi pemain, tidak hanya sebagai penonton. Jadikan mereka sebagai  bagian dari sejarah yang tidak hanya bercerita saja. Berikan kesempatan peserta  untuk      mengungkapkan ide dan gagasannya. Ketika ini dilaksanakan, maka mereka akan bertanggung jawab terhadap perwujudan ide itu. Guru yang hebat bukanlah guru yang nampak hebat. Guru yang hebat adalah guru yang mampu mewujudkan kehebatan muridnya karena melibatkan        muridnya dalam mewujudkan masa depannya.
  3. Berikan label positif. Label positif bisa diberikan secara individu atau secara umum yaitu kelas. Contoh; Kelas ini adalah kelas yang kompak dan terampil, saya suka dengan kelas ini. Kalian    hebat, kalain antusias dan luar biasa. Klaian menjadi orang-orang yang sukses. Label akan membangun persespsi. Label akan membangun rasa. Label positif akan berpengaruh pada persepsi positif yang dikatakan. Kata-kata adalah doa. 

Selanjutnya, Pak Aris memberikan tips menjadi MGM, yang diasosiasikan dengan ‘MIDAS TOUCH’ dan dapat di akses melalui link Youtube berikut ini:


 (https://youtu.be/Zx0oR7WsE84)

Jempol, apresiasi proses menuju hasil akhir. Menghargai nilai lebih siswa.


https://youtu.be/UAZ02bxlzyM

Telunjuk, mampu mmberikan teladan komitmen konsisten antusisas integritas.

 https://youtu.be/39raqyvipcE

Jari tengah, jadilah pribadi yang pyna keunggulan, keunikan kreativitas nilai khas.


https://youtu.be/AdXLTi1-pPs

Jari manis, hubungan interpersonal yang baik. Hubungan yang didasarkan pada saling menghargai. Hapalkan namanya, beri label positif
 http://<alamat blog Anda>/ads.txt.
https  ://youtu.be/U8uyPVhRFTQ

Kelingking. Hargai hal-hal yang kecil. Memberikan catatan kecil di bukunya, libatkan dalam kegiatan belajar.

https://youtu.be/xVBnh4TsPgw


Guru adalah manusia syurga yang diciptakan oleh Allah. Peran guru untuk menjadi guru idola, favorit, menarik dan menyenangkan tergantung kepada guru itu sendiri. Guru mempunyai peran vital dalam mewarnai sejarah bangsa ini dengan karya-karyanya yang luar biasa. Guru dapat mencetak generasi yang  dapat mewarnai dan merubah bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju. Ditangan gurulah bangsa ini akan menjadi bangsa yang diperhitungkan di dunia.

Selasa, 02 Juni 2020

Menerbitkan Buku dari Hasil Menulis di Blog

Blog; Harta Yang Tak Ternilai

Setiap penulis pasti ingin menerbitkan karya tulisnya dalam bentuk buku. Mereka berusaha dengan maksimal agar buku yang diterbitkan mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat. Akan tetapi banyak orang tidak tahu bahwa menulis buku itu memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dia harus melaui proses yang panjang. Salah satunya adalah mengumpulkan tulisan-tulisan tersebut untuk menjadi sebuah buku. Oleh karenanya sebagian orang menggunakan blog sebagai media untuk menulis dan mengumpulkan karyanya. Dia menulis setiap hari di blognya. Dia menulis tentang apapun. Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit. Dengan begitu ketika tulisan di blog sudah banyak, maka akan  dapat mempermudah penulis dalam menerbitkan bukunya.

Sebagian orang masih bingung, apakah tulisan yang diblog harus satu tema atau bervariasi. Untuk menjawab ini Wijaya Kusumah atau yang biasa dipanggil om Jay memberikan tips. Tulislah apapun yang ada didalam blog bebas saja. Tidak harus satu tema. Beliau berbagi apapun di Blognya. “Berbagi itu tidak pernah rugi. KIta bisa berbagi ilmu lewat blog di internet. ”. Begitu kata beliau. Hal itulah yang beliau lakukan selama 11 tahun ini. Bnayak orang mengenalnya dari tulisan-tulisan diblognya. 

Kesuksesan dalam menerbitkan buku juga butuh proses. Ibarat bertani, jika ingin menghasilkan padi yang bagus, maka prosesnya bagus. Dari semanjak penyemaian, penanaman dan masa perawatan. Padi yang berisi akan terlihat merunduk kebawah. Ingat selalu ilmu padi. Kian berisi kian merunduk. Beda hal dengan padi yang tegak mengarah ke langit. Isinya tidak ada sama sekali.

Dari kegemaran beliau menulis dan berbagi beliau akhirnya dapat menerbitkan beberapa buku seperti dibwah ini.  
Sekedar informasi. Buku catatan harian seorang guru blogger diterbitkan dalam waktu 6 bulan. Buku ini dikerjakan dengan sangat teliti oleh pak sukarno yang menjadi editornya. Selama pengerjaan buku tidak pernah satu kalipun kami bertatap muka. Pak Sukarno mengerjakannya di Semarang. Sedangkan om Jay ada di bekasi. Mereka  berkomunikasi hanya lewat wa saja. Tulisan diambil dari kisah nyata om Jay yang ditulis di blog kompasiana.com/wijayalabs.

Buku melejitkan keterampilan menulis siswa diterbitkan dalam waktu 3 bulan. Buku ini adalah hasil penelitian tindakan kelas atau PTK yang lolos masuk final lomba karya tulis inovasi pembelajaran tingkat nasional. Berkat PTK ini om Jay mendapatkan laptop baru dan uang jutaan rupiah. Bisa Jalan-jalan ke bali gratis naik dengan naik pesawat garuda indonesia dan menginap di hotel bintang 5.
Awalnya om Jay tidak tahu kalau hasil PTK bisa dijadikan buku ber isbn. Setelah belajar bersama pak Lukman di jawa timur lewat online, om Jay menjadi tahu ilmunya. Ibu hati di Bandung menawarkan diri menjadi editornya. Tentu saja om Jay senang sekali karena belum punya pengalaman sama sekali menulis buku dari hasil PTK. Alhamdulillah buku itu jadi dan banyak yang memesannya. Berkat membuat laporan PTK yang baik beliau mendapat hadiah kuliah singkat ke China University of Mining Technology atau CUMT. Belai belajar team di sana dan pulang dengan membawa uang 21 juta. Bukan hanya uang tapi juga segudang pengetahuan baru yang akan omjay terbitkan dalam buku baru. Sekarang sedang dikerjakan prosesnya di penerbit Camp Pustaka Yogyakarta.

Buku Blogger ternama adalah sebuah buku yang diterbitkan dari hasil menulis di blog selama 6 bulan. Buku ini diterbitkan oleh pak wiranto dari penerbit camp pustaka. Isinya kisah nyata om Jay menulis di blog dan menjadi blogger ternama. Lewat buku ini om Jay mengajak kawan kawan guru untuk menulis di blog dan kemudian merajut tulisannya menjadi buku yang layak jual. Jadi tidak mengajari guru cara membuat blog. Sebab cara membuat blog dapat dengan mudah kita dapatkan di google.com dan youtube.com. Banyak orang baik yang sudah menuliskannya di internet.

Blogger ternama ditulis dari kisah kisah inspiratif bagaimana seorang guru yang biasa saja dapat menjadi guru yang luar biasa. Bahkan berkat rajin menulis di blog om Jay diundang keliling Indonesia dan diajak makan siang di istana negara bersama presiden Jokowi. Itulah keajaiban ngeblog yang mengantarkan omjay menjadi blogger ternama. Bahkan kami suami istri bisa bulan madu gratis ke Singapura gara gara menulis di blog. Hal itulah yang ingon om Jay tularkan dalm buku ini. Bukan menularkan virus corona tapi menularkan virus ngeblog di kalangan guru Indonesia. Dengan begitu para guru menjadi blogger ternama dan menjadi guru blogger Indonesia.
Buku menulislah setiap hari adalah buku pertama kali yang omjay terbitkan di penerbit mayor. Perlu waktu 3 tahun menerbitkan bukunya. Omjay masih belum percaya diri menerbitkan buku. Sebab seringkali ditolak oleh penerbit mayor. Namun omjay tak pernah putus asa. Buku akhirnya jadi berkat jasa mbak Abdah Khan. Berkat beliau buku itu menjadi enak dan renyah dibaca.

Kemudian buku itu diterbitkan oleh penerbit indeks Jakarta dengan editor mas Yuan Cita. Sampai sekarang om Jay belum pernah bertemu orangnya. Kabarnya beliau ada di Padang. Berkat tangan dingin beliau buku ini laku keras dan tersebar ke seluruh Indonesia. Berkat buku ini om Jay membeli rumah baru. Tidak besar tapi cukup untuk berlibur bersama keluarga di wanaraja Garut Jawa Barat.
Omjay ingin menyampaikan kepada kawan kawan guru bahwa kolaborasi itu penting. Keempat buku yang om Jay terbitkan adalah berkat kolaborasi antara penulis dan editor. Penerbit yang baik tentu memerluakn waktu dalam proses editingnya. Hal ini kurang disadari oleh para penulis pemula. Apalagi buat kawan guru yg menulis hanya untuk kenaikan pangkat. Jadi menulis buku itu bertujuan berbagi ilmu dan pengalaman. Bukan sekedar menambah point untuk kenaikan pangkat saja.
Intinya adalah menulis dan menerbitkan buku butuh kolaborasi. Penulis tidak bisa bekerja sendiri. Butuh orang lain yang baik hati seperti editor yg menemukan kesalahan kita dalam menulis. Oleh karena itu nikmati prosesnya dan mulailah menulis di blog. Diminta atau tdk diminta. Blog harus kita isi dengan tulisan yang menarik dan inspiratif. Pasti akan banyak pengunjungnya tanpa kita minta.

Salam Blogger