https://cdn.pixabay.com/photo/2020/03/14/12/56/corona-4930541__340.jpg
Corona
dan Ahsanu ‘amala
Manusia dalam
menjalani kehidupannya pasti megalami pasang surut. Kadang bahagia, kadang
sedih, kadang lapang kadang sempit. Kadang berada diatas dan kadang pula ada
dibawah. Dan kadang kesenagan menghampiri kitabertubi-tubi. Tapi tak jarang
pula musibah selalu mengikuti kita. Dan ketika musibah ini menimpa kita, teramat
sedih kita rasakan. Frustasi dan emosi menyatu dalam kegalauan. Tak jarang pula
kita marah pada keadaan dan menacrai-cari kesalahan mengapa musibah itu bisa
datang menimpa kita. Hingga tak sedikit diantara kita berburuk sangka dan marah
kepada Allah. Kita tidak sadar bahwa sesungguhnya dibalik semua peristiwa dan
musibah karena Allah ingin menguji kita. Allah ingin melihat sejauh mana kita
dapat menjadi hamba yang selalu memperbaiki amalan, baik dalam keadaan sedih ataupun gembira. Allah pasti
menciptakan kebaikan dalam musibah yang menimpa kita. Ini merupakan rahasia
lain yang menjadikan mudah bagi orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah.
Allah menyatakan bahwa pada peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan atau
musibah itu terdapat kebaikan didalamnya.
Surat an Nisa ayat 19
فَإِن
كَرِهۡتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـًٔ۬ا وَيَجۡعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ
خَيۡرً۬ا ڪَثِيرً۬ا (١٩)
Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan kebikan ynag banyak padanya.
وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـًٔ۬ا وَهُوَ
خَيۡرٌ۬ لَّڪُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡـًٔ۬ا وَهُوَ شَرٌّ۬ لَّكُمۡۗ
وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ (٢١٦)
Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik
bagimu Boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah
maha mengetahu sedang kan kamu tidak mengetahui
Musibah
adalah segala sesuatu yang tak diinginkan yang menimpa seseorang atau suatu bangsa
apa pun bentuknya, sebagai sunnatullah yang berlaku atas hamba-hamba-Nya. Tidak
ada seorangpun atau bangsa apapun dalam kehidupan ini yang terlepas dari
musibah. Ia menyertainya untuk menjadikan seseorang atau bangsa untuk menjadi
lebih baik lagi. Musibah tidak hanya menimpa orang-orang yang jauh dari
nilai-nilai agama saja, namun juga orang-orang mukmin dan bertakwa. Bahkan,
semakin tinggi kedudukan seorang hamba di sisi Allah, semakin berat ujian dan
cobaan yang diberikan Allah kepadanya. Karena Dia akan menguji keimanan dan
ketabahan hamba yang dicintai-Nya. Salah besar kalau kita masih berfikir, bahwa
Allah menimpakan musibah hanya bagi orang-orang kafir saja. Masih ingatkah kita
bagaimana para nabi diuji dengan berbagai
musibah. Nabi Ayub harus diuji oleh Allah dengan sakit kulit selama
tujuh tahun, harta bendanyahabis terbakar, anak keturunannya meninggal dunia,
dan isteri-isterinya menjauhinya. Nabi Muhammad harus kehilangan orang-orang
yang dicitainya dan selalu membelanya. Khadijah Isteri yang sangat dicintainya
meninggal dunia. Paman yang membelanya juga kemudian menyusul isteri
tercintanya. Dan masih banyak lagi kisah para nabi dan orang-orang ‘alim yang
mendapat ujian berupa musibah dari Allah. Ingat Allah tidak akan memberikan
ujian atau musibah, kalau hambaNya tidak dapat menanggungnya
Bangsa
Indonesia, saat ini sedang mendapatkan musibah yang luar biasa sepanjang
sejarahnya. Virus ganas sebelumnya telah
menghantam beberapa negara kini, mampir di negara kita tercinta. Virus yang
berasal dari Wuhan China ini berhasil meluluh lantakan pertahanan kesehatan dan
ekonomi dunia. Virus corona atau covid-19 membuat panik masyarakat indonesia
karena penyebarannya yang luar biasa cepatnya. Tercatat sampai awal bulan April
jumlah korban meninggal dunia sudah mencapai 1000 orang lebih. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah tetap tinggal di rumah.
Kalupun terpaksa, maka harus menjaga jarak dengan orang lain ketika keluar
rumah atau bahasa kulonnya social distancing.
Sungguh ini
adalah musibah yang mau tidak mau harus kita hadapi bersama. Kesadaran kita
untuk mengikuti anjuran pemerintah akan sangat membantu untuk menahan laju
penyebarannya. Tentu ini semua
membutuhkan kesabaran. Kita tidakboleh putus asa dari rahmat Allah dan tetap
konsisten dalam beragama. Hendaknya setiap orang tidak tergoyahkan dengan
berbagai cobaan yang ada, tidak pasrah begitu saja terhadap cobaan tersebut,
bahkan setiap hamba hendaklah tetap komitmen dalam agamanya. Hendaknya setiap
kita harus bersabar terhadap rasa bosan dan lelah yang kita emban dan selalu berada dalam koridor
agama. Ingatlah orang-orang yang ketika
mendapat ujian merasa tidak sabar, marah, dan putus asa dari rahmat Allah, malah
akan membuat mereka mendapat musibah demi musibah.
Renungkanlah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ
إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ
فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya
jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang
ridho (terhadap ujian tersebut) maka baginya ridho Allah dan barang siapa yang
marah (terhadap ujian tersebut) maka baginya murka-Nya.” (HR. Tirmidzi)
seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut
merupakan ketentuan dan takdir Allah Ta’ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan
balasan pahala dari Allah, disertai dengan perasaan tunduk berserah diri kepada
ketentuan Allah, maka Allah akan memberikan petunjukNya dan menggantikan
musibah dengan sesuatu yang lebih baik baginya.
Inilah sikap seorang kita sebagai mukmin yang benar dalam menghadapi
musibah yang menimpanya. Kita akan menyerahkan semua urusan hanya kepada Allah
serta terus menambah ketaatan kepadaNya. Semakin banyak musibah itu menimpa
kita, maka semakin bertambah pula ketaatan kita kepada Allah. Amalan-amalan disertrai dengan usaha yang maksimal untuk
keluar dari musibah menjadi penyemangat bagi kita. Dan tentu saja semua ini
akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut.
Dengan
demikian, tak ada musibah yang diturunkan Allah dengan sia-sia. Sebab, Allah
s.w.t. Maha Adil dengan menyiapkan hikmah di baliknya. Yakinlah, bahwa musibah
diturunkan Allah untuk menyucikan jiwa kita dari dosa dan maksiat. Allah
menghendaki kebaikan untuk hamba-Nya yang ditimpa musibah. Selain itu, musibah
juga merupakan pelajaran bagi kita agar dapat berempati terhadap sesama dan
selalu mensyukuri nikmat Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar