Minggu, 12 April 2020

Teruntuk Orangtua dan Guru;Belajar on line pada masa pandemik Covid 19


Teruntuk Para Orangtua dan Guru
Belajar on line pada masa pandemik Covid 19

Masa kondisi pandemik  Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan, khususnya terhadap proses belajar mengajar. Pembelajaran tidak dapat dilakukan secara langsung, tapi melaui media online atau daring. Sebagian orang mengatakan bahwa: Inilah prosesbelajar mengajar di sekolah masa depan. Belajar lewat media online, guru dan peserta didik tak bertemu secara langsung. Guru memberikan materi dengan menggunakan beberapa program aplikasi yang sudah tersedia. Namun faktanya, pembelajaran online atau lebih tepatnya belajar dari rumah sungguh tidak maksimal. Dalam waktu beberapa minggu saja, sudah banyak masalah yang muncul. Hal ini terjadi karena  terjadi karena beberapa hal:
  • Anak-anak yang tidak disiplin dalam menjalankan komitmen waktu yang sudah dibuat bersama gurunya dan tidak mematuhi apa yang diperintahkan oleh gurunya.
  • Guru yang belum mahir dalam menggunakan aplikasi online atau bahkan gagap teknologi
  • Orangtua yang kebingungan untuk mengecek dan meyakinkan diri bahwa anaknya belajar dan mendapatkan sesuatu dari gurunya.

Memang benar pembelajaran on line adalah pembelajaran ideal untuk masa yang akan datang. Dunia pendidikan tidak bisa menghindar dari teknologi jarak jauh. Semua ahli pendidikan mengakui itu. Bahkan peran guru sebagai pemberi informasi dalam menyampaikan materi pelajaran sudah dapat disaingi oleh Google, YouTube, dan lain-lain. Semua orang tahu itu. Namun percayalah pembelajaran yang terjadi sekarang, di negeri kita adalah pembelajaran yang terjadi dalam kondisi darurat. Artinya kita dan anak kita semaksimal mungkin harus berada dalam rumah.  Karantina diri dalam rumah untuk mengurangi penyebaran Covid- 19.  

Pembelajaran online dalam kondisi darurat ini sangat berbeda dengan pembelajaran online yang wajar, yaitu dengan perencanaan yang matang.  Dan tentu ada beberapa hal yang patut kita perhatikan sebagai orang tua dan juga guru:
Pertama semua orang tua, guru, dan peserta didik harus memahami proses belajar dengan online dalam kondisi darurat tidak sempurna. Banyak hambatannya.  Semua pihak harus memaklumi dan bukan saling menyalahkan, justru harus saling membantu.
Kedua salah satu perbedaan dasar dalam pembelajaran dalam kondisi darurat dengan yang wajar adalah pemberian tugas atau proyek. Dalam kondisi wajar pasti proyek-proyek pembelajar anak-anak untuk keluar dengan dunia yang berhubungan dengan lingkungan yang terkait dengan proyek itu sendiri. Pembelajaran online yang profesional, malah mewajibkan anak-anak untuk turun ke kelapangan. Guru dan peserta didik bertemu lewat on line hanya untuk menyampaikan informasi defenitif dan teknis. Setelah itu peserta didik harus mengaplikasikan pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran dilapangan. Sedangkan saat ini hal itu tidak mungkinkan dilakukan oleh anak-anak dalam masa karantina.

Ketiga yang dapat kita lakukan sebagai orang tua adalah merefleksi kepada anak-anak setiap selesai belajar di rumah. Refleksi itu sederhana, tanyakan kepada anak apa yang sudah dipelajari oleh anak. Semacam simpulan dari belajar. Kemudian ada yang masih bingung. Lalu diskusikan dengan dengan anak tentang meteri yang diajarkan itu.  Dengan demikian pasti akan terjadi dialog yang keren antara anak dan orang tua. Sebagai orang tua janganlah meminta, agar guru memberikan tugas. Sehingga guru-gurupun berlomba memberikan tugas. Bisa dibayangkan, kalau seandainya dalam sehari semua guru memberikan tugas, maka delapan tugas yang harus dia kerjakan sesuai dengan mata pelajaran hari itu. Ini menyebabkan anak stress.

Bagi guru masa pandemik ini, merupakan kesempatan yang baik untuk terus meningkatkan kualitas diri. Belajar dari berbagai sumber untuk dapat menggunakan teknologi secara mumpuni. Janglah menjadi guru yang gagap terhadap teknologi, sehingga kemudian dalam pembelajaran jarak jauh ini hanya menggunakan WA untuk mengirimkan tugas, tugas dan tugas.

Ada beberapa teknologi yang dapat kita gunakan untuk melaksanakan tatap muka secara online dengan peserta didik seperti:

Zoom

Aplikasi ini paling umum digunakan untuk panggilan video yang melibatkan banyak orang, meskipun dapat juga digunakan untuk panggilan interpersonal. Dilansir dari blog.zoom.us, aplikasi Zoom dapat menghasilkan visual berdefinisi tinggi kendati kita berada hanya memiliki koneksi internet dengan bandwith rendah.Dengan Zoom, kita bisa membagikan tampilan layar komputer kepada peserta rapat lainnya (screen sharing). Fitur tersebut sangat berguna untuk seminar atau kuliah jarak jauh yang memerlukan presentasi, video, buku, teks, dalam penyampaian materi. Dengan daya tampung pertemuan sampai 1000 peserta, aplikasi Zoom dapat diperoleh secara gratis bagi semua perangkat. Namun, pada Zoom versi gratis, pertemuan dibatasi maksimal 40 menit. Pertemuan harus dimulai dari awal lagi saat waktunya telah habis.
Cara menggunakan zoom




Google Duo

Duo menjadi apikasi besutan Google, yang sudah hadir sejak tahun 2016 silam. Aplikasi ini bisa diakses melalui tablet, website, Android, dan iOS. Google Duo memungkinkan pengguna melakukan video call secara pribadi atau grup yang maksimal hingga 12 partisipan. Aplikasi ini juga memberikan akses bagi  pengguna untuk meninggalkan pesan video jika orang lain tidak menjawab telepon kita.
Cara menggunakan google duo:



Google meeting

Aplikasi besutan Google ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan chatting, percakapan video, dan percakapan suara. Oh iya, aplikasi ini juga terintegrasi dengan Google+ dan Gmail. Diketahui Google Hangouts bisa digunakan dalam berbagai perangkat, termasuk PC, website, Android, dan iOS.
Cara menggunakan google meeting



Cisco Webex

Cisco Webex juga bisa menjadi pilihan sebagai aplikasi telekonferensi. Diketahui aplikasi ini bisa menampung hingga 100 partisipan dalam sekali percakapan, yang akan dikenakan biaya berlangganan premium. Seperti Zoom, Cisco Webex juga memungkinkan para penggunanya untuk melakukan screen sharing atau berbagi layar kepada peserta lain. 
Cara menggunakan Cisco Webex



Lifesize

Aplikasi Lifesize memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan video secara gratis, hingga 25 peserta yang tidak memerlukan unduhan atau pemasangan. Lifesize juga telah terintegrasi dengan Microsoft, dan memungkinkan sistem ruang konferensi video 4K dengan langganan berbayar.
Cara menggunakan lifesize:




Microsoft Teams

Aplikasi milik Microsoft ini juga menawarkan layanan panggilan video telekonferensi dengan beberapa orang. Jumlah peserta yang bisa ditampung dalam sebuah sesi rapat tidak main-main, hingga 10.000 peserta. Keunggulan lainnya adalah tak perlu lagi menjelajahi folder untuk menemukan file yang akan dikerjakan. Di Teams, kita dapat mengakses, berbagi, dan mengedit file dokumen Word, Power Point, dan Excel secara real-time
Cara menggunakan Microsoft team:



Dengan menguasai dan memanfaatkan teknologi yang tersedia, pembelajaran tidak melulu terjadi satu arah. Guru memberikan tugas peserta didik mengerjakan. Guru juga dapat memberikan materi secara langsung, berinteraksi dengan peserta didik. Selain itu peserta didik juga dapat bertanya jawab langsung bila ada materi yang tidak dimengerti. Jarak bukan halangan untuk kita terus memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak kita.

Disarikan dari kuliah Bapak Munif Chatib, beberapa artikel teknologi dan Youtube

3 komentar: