Teruntuk Para Orangtua dan Guru
Belajar on line pada masa pandemik Covid 19
Masa kondisi pandemik
Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap
dunia pendidikan, khususnya terhadap proses belajar mengajar. Pembelajaran
tidak dapat dilakukan secara langsung, tapi melaui media online atau daring. Sebagian
orang mengatakan bahwa: Inilah prosesbelajar mengajar di sekolah masa depan. Belajar
lewat media online, guru dan peserta didik tak bertemu secara langsung. Guru
memberikan materi dengan menggunakan beberapa program aplikasi yang sudah
tersedia. Namun faktanya, pembelajaran online atau lebih tepatnya belajar dari
rumah sungguh tidak maksimal. Dalam waktu beberapa minggu saja, sudah banyak
masalah yang muncul. Hal ini terjadi karena
terjadi karena beberapa hal:
- Anak-anak yang tidak disiplin dalam menjalankan komitmen waktu yang sudah dibuat bersama gurunya dan tidak mematuhi apa yang diperintahkan oleh gurunya.
- Guru yang belum mahir dalam menggunakan aplikasi online atau bahkan gagap teknologi
- Orangtua yang kebingungan untuk mengecek dan meyakinkan diri bahwa anaknya belajar dan mendapatkan sesuatu dari gurunya.
Memang benar
pembelajaran on line adalah pembelajaran ideal untuk masa yang akan datang. Dunia
pendidikan tidak bisa menghindar dari teknologi jarak jauh. Semua ahli
pendidikan mengakui itu. Bahkan peran guru sebagai pemberi informasi dalam
menyampaikan materi pelajaran sudah dapat disaingi oleh Google, YouTube, dan
lain-lain. Semua orang tahu itu. Namun percayalah pembelajaran yang terjadi
sekarang, di negeri kita adalah pembelajaran yang terjadi dalam kondisi
darurat. Artinya kita dan anak kita semaksimal mungkin harus berada dalam rumah.
Karantina diri dalam rumah untuk
mengurangi penyebaran Covid- 19.
Pembelajaran online
dalam kondisi darurat ini sangat berbeda dengan pembelajaran online yang wajar,
yaitu dengan perencanaan yang matang. Dan
tentu ada beberapa hal yang patut kita perhatikan sebagai orang tua dan juga
guru:
Pertama semua orang
tua, guru, dan peserta didik harus memahami proses belajar dengan online dalam
kondisi darurat tidak sempurna. Banyak hambatannya. Semua pihak harus memaklumi dan
bukan saling menyalahkan, justru harus saling membantu.
Kedua salah satu
perbedaan dasar dalam pembelajaran dalam kondisi darurat dengan yang wajar
adalah pemberian tugas atau proyek. Dalam kondisi wajar pasti proyek-proyek
pembelajar anak-anak untuk keluar dengan dunia yang berhubungan dengan
lingkungan yang terkait dengan proyek itu sendiri. Pembelajaran online yang
profesional, malah mewajibkan anak-anak untuk turun ke kelapangan. Guru dan peserta
didik bertemu lewat on line hanya untuk menyampaikan informasi defenitif dan
teknis. Setelah itu peserta didik harus mengaplikasikan pembelajaran dengan berbagai
metode pembelajaran dilapangan. Sedangkan saat ini hal itu tidak mungkinkan dilakukan
oleh anak-anak dalam masa karantina.
Ketiga yang dapat
kita lakukan sebagai orang tua adalah merefleksi kepada anak-anak setiap
selesai belajar di rumah. Refleksi itu sederhana, tanyakan kepada anak apa yang
sudah dipelajari oleh anak. Semacam simpulan dari belajar. Kemudian ada yang
masih bingung. Lalu diskusikan dengan dengan anak tentang meteri yang
diajarkan itu. Dengan demikian pasti akan
terjadi dialog yang keren antara anak dan orang tua. Sebagai orang tua
janganlah meminta, agar guru memberikan tugas. Sehingga guru-gurupun berlomba
memberikan tugas. Bisa dibayangkan, kalau seandainya dalam sehari semua guru
memberikan tugas, maka delapan tugas yang harus dia kerjakan sesuai dengan mata
pelajaran hari itu. Ini menyebabkan anak stress.
Bagi guru masa
pandemik ini, merupakan kesempatan yang baik untuk terus meningkatkan kualitas
diri. Belajar dari berbagai sumber untuk dapat menggunakan teknologi secara
mumpuni. Janglah menjadi guru yang gagap terhadap teknologi, sehingga kemudian
dalam pembelajaran jarak jauh ini hanya menggunakan WA untuk mengirimkan tugas,
tugas dan tugas.
Ada beberapa
teknologi yang dapat kita gunakan untuk melaksanakan tatap muka secara online
dengan peserta didik seperti:
Zoom
Aplikasi ini paling umum digunakan untuk panggilan video yang melibatkan banyak orang, meskipun dapat juga digunakan untuk panggilan interpersonal. Dilansir dari blog.zoom.us, aplikasi Zoom dapat menghasilkan visual berdefinisi tinggi kendati kita berada hanya memiliki koneksi internet dengan bandwith rendah.Dengan Zoom, kita bisa
membagikan tampilan layar komputer kepada peserta rapat lainnya (screen
sharing). Fitur tersebut sangat berguna untuk seminar atau kuliah jarak jauh
yang memerlukan presentasi, video, buku, teks, dalam penyampaian materi. Dengan
daya tampung pertemuan sampai 1000 peserta, aplikasi Zoom dapat diperoleh
secara gratis bagi semua perangkat. Namun, pada Zoom versi gratis, pertemuan
dibatasi maksimal 40 menit. Pertemuan harus dimulai dari awal lagi saat
waktunya telah habis.
Cara
menggunakan zoom
Google Duo
Duo
menjadi apikasi besutan Google, yang sudah hadir sejak tahun 2016 silam.
Aplikasi ini bisa diakses melalui tablet, website, Android, dan iOS. Google Duo memungkinkan pengguna melakukan video call secara pribadi atau
grup yang maksimal hingga 12 partisipan. Aplikasi ini juga memberikan
akses bagi pengguna untuk meninggalkan
pesan video jika orang lain tidak menjawab telepon kita.
Cara
menggunakan google duo:
Google
meeting
Aplikasi
besutan Google ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan chatting, percakapan video,
dan percakapan suara. Oh iya, aplikasi ini juga terintegrasi dengan Google+ dan
Gmail. Diketahui Google Hangouts bisa
digunakan dalam berbagai perangkat, termasuk PC, website, Android, dan iOS.
Cara menggunakan
google meeting
Cisco Webex
Cisco
Webex juga bisa menjadi pilihan sebagai aplikasi
telekonferensi. Diketahui aplikasi ini bisa menampung hingga 100 partisipan
dalam sekali percakapan, yang akan dikenakan biaya berlangganan premium.
Seperti Zoom, Cisco Webex juga memungkinkan para penggunanya untuk melakukan screen sharing atau berbagi layar
kepada peserta lain.
Cara
menggunakan Cisco Webex
Lifesize
Aplikasi Lifesize memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan
video secara gratis, hingga 25 peserta yang tidak memerlukan unduhan atau
pemasangan. Lifesize juga telah terintegrasi dengan Microsoft, dan memungkinkan
sistem ruang konferensi video 4K dengan langganan berbayar.
Cara
menggunakan lifesize:
Microsoft Teams
Aplikasi
milik Microsoft ini juga menawarkan layanan panggilan video telekonferensi
dengan beberapa orang. Jumlah peserta yang bisa ditampung dalam sebuah
sesi rapat tidak main-main, hingga 10.000 peserta. Keunggulan lainnya adalah
tak perlu lagi menjelajahi folder untuk menemukan file yang akan
dikerjakan. Di Teams, kita dapat
mengakses, berbagi, dan mengedit file dokumen
Word, Power Point, dan Excel secara real-time.
Cara
menggunakan Microsoft team:
Dengan menguasai dan memanfaatkan teknologi yang tersedia, pembelajaran tidak melulu
terjadi satu arah. Guru memberikan tugas peserta didik mengerjakan. Guru juga
dapat memberikan materi secara langsung, berinteraksi dengan peserta didik. Selain
itu peserta didik juga dapat bertanya jawab langsung bila ada materi yang tidak
dimengerti. Jarak bukan halangan untuk kita terus memberikan pendidikan terbaik
bagi anak-anak kita.
Disarikan dari
kuliah Bapak Munif Chatib, beberapa artikel teknologi dan Youtube
Luar biasa lengkap pak Heri. Myrswn sy guru yg gaptek. Sgt membantu.joooz
BalasHapusKeren,. lengkap
BalasHapusHarus melek teknologi5...
BalasHapus