Rabu, 11 November 2020

Berharap Mendapat Ilmu Gratis

Berharap Mendapat Ilmu Gratis

Perasaanku bercampur aduk, ketika ada lembaga training yang menawarkan pelatihan gratis berbasis online. Info ini saya dapat dari grup Online Class Grapho XXI yang diposting oleh master Farid Wajdi Consultan. Dengan segala kepenasaranku akupun segera mendaftar dengan sayarat-sayarat yang telah ditentukan. Tentunya gratis. hanya berbagi informasi saja dengan orang lain. untuk tahap ini akau lolos dan menjadi calon pserta penerima besaiswa yang  bernilai puluhan juta rupaiah ini. 

Tahap selanjutnya masuk dalam sebuah ruang diskusi yang sudah dibuat oleh penyelenggara. kami harus menunggu beberapa saat agar kuota kuliah trainer gratis ini mencapai kuota yang telah ditentukan. Kami menunggu info dari admin. Tak berselang lama hanya setelangah hari saja kuota sudah terpenuhi. Pastilah, gratis dengan materi yang sangat bagus sekali. Adminpun membagikan persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti perkuliahan ini. 

Dalam persayaratan yang dibagikan kami hanya diminta untuk membayar Rp 100.000 untuk mendapat materi yang seabrek dan penuh manfaat dari mental building, hypnotheraphy, islamic Hipnotheraphy dan NLP, prenting, sampai Even organizer skill dan masih banyak lagi yang lainnya. Luar biasa. 

Untuk membuktikan bahwa kami serius untuk mengikuti perkuliaha ini, pihak penyelenggara mensyaratkan kepada kami untuk memberikan garansi berupa deposit uang sebesar Rp 500.000. Lagi-lagi ini hanya untuk membuktikan bahwa kami serius untuk mengikuti perkuliahan ini. Karena uang deposit ini akan dikembalikan kapaad kami setelah kami dinyatakan lulus.

Tidak hanya itu, setelah kami lulus maka kami akan dibimbing untuk menjadi trainer nasional bahkan go international. Banyak sudah lulusan dari program ini yang menjadi trainer, motovator dan da'i. 

Semoga para trainer diberi kesehatan dan keberkahan ilmunya. Dan semoga saya bisa diberi rizki yang luas dan barakah serta mengikuti perkuliahan ini. Aamiiin  

Senin, 02 November 2020

Tugas guru bukan memberi tugas

Tugas guru bukan memberi tugas



Masa pandemi ini memang ujian terberat bagi orangtua peserta didik dan juga guru. Pembelajaran yang dilakukan dengan cara daring menguras tenaga dan pikiran orang tua peserta didik dan guru. Selain itu sarana prasarana dan juga biaya adalah kendala yang tidak bisa terelakkan lagi. Belum lagi secara psikologis para orang tua dan guru, yang sebagian belum siap untuk menghadapi kegaiatn pembelajaran yang dilakukan dengan cara jarak jauh. 

Banyak orangtua yang protes kepada guru. Enak menjadi guru dimasa pandemi ini haya memberi tugas saja. Semua bimbingan dan pembelajaran dilakukan oleh orang tua di rumah. Guru hanya cukup mengirimkan tugas-tugas lewat grup WA kelas. Dalam sehari tugas yang harusnya dikerjakan oleh tiga orang guru, tapi diserahkan hanya kepada satu orang tua saja. (Kebanyakannya ibu. Karena ayah harus bekerja). Guru A membuat tugas hafalkan bacaan surat-surat pendek. Guru B hafalkan lagu Peramah dan sopan. Guru C buat video tentang macam-macam gerak lokomotor. Materi dapat di download di Youtube. Serahkan tugas maksimal jam 9 malam. Guru sama sekali tidak memberi bimbingan kepada peserta didiknya. Sungguh malang orangtua yang menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan yang mempunyai guru seperti ini. Sehingga, tidak jarang orang tua kemudian datang ke Sekolah dan menumpahkan uneg-unegnya. Dia marah-marah dan mengatakan bahwa" Ngapain saya sekolahkan anak dan bayar SPP kalau semua proses pembelajaran diserahkan kepada orang tua. Guru mengajar untuk satu mata pelajaran, lah orang tua disuruh untuk mengajar semua mata pelajaran. Terus dimana letak tanggung jawab guru? Ngasih tugas lewat WA?"

Suatu hal yang wajar di masa adaptasi kebiasaan baru -- yang awalnya oleh pemerintah disebut dengan new normal -- dimana semua lini kehidupan berusaha menyelaraskan diri dengan keaadan yang terjadi. Pasti akan terjadi kesulitan-kesulitan yang menyertainya. Termasuk juga didunia pendidikan. Ketidak siapan lembaga pendidikan untuk menyediakan sarana dan prasarana menjadi alasan para guru untuk tidak tidak melaksanakan pembelajaran on line yang semestinya. Tidak tersedianya internet, mahalnya membeli akun meeting online juga menjadi senjata ampuh untuk beralasan. Belum lagi dengan ketidak siapan guru dalam memberikan pembelajaran on line.

Dalam masa pandemi yang masih  menjangkit di negeri tercinta ini, model pembelajaran berbasis digital telah dimaksimalkan secara masif hampir diseluruh Indonesia.Harus diakui bahwa model ini juga  terbilang belum secara menyeluruh menjangkau lapisan sosial bawah yang ada di masyarakat. Karena pada dasarnya model pembelajaran ini juga mempunyai syarat yang harus di penuhi yakni akses terhadap informasi digital. Untuk itu jika ditinjau dari akses terhadap teknologi digital, tidak semua peserta didik mempunyai akses yang sama. Menurut Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Whisnu Triwibowo menilai perkuliahan online berpotensi memicu ketimpangan sosial yang berdampak pada kualitas pembelajaran mahasiswa.  Hal ini dikarenakan ketersediaan infrastruktur digital yang belum merata, Indonesia saat ini belum menyediakan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), prasyarat utama untuk pembelajaran jarak jauh, yang memadai dan meluas untuk seluruh warganya. Selain itu, status sosio-ekonomi juga mempengaruhi tingkat kompetensi dan literasi dalam menggunakan TIK, ketika dosen atau mahasiswa yang gagap teknologi tidak akan mampu mengelola pembelajaran. Keterkaitan erat antara kesenjangan sosial, ketersediaan akses, dan keterampilan digital saling mempengaruhi kualitas PJJ dan membuat kesenjangan digital menjadi masalah multidimensi. 

Setali dua uang, pembelajarn online yang dilakukan oleh guru-guru sekolah dari SD sampai SMA, juga mengalami hal yang sama. Ketidak merataan infrastruktur disetiap daerah membuat guru-guru harus memeras otak agar pembelajaran berjalan dengan baik. Belum lagi sebagian guru anak dan oramg tua yang gagap teknologi, menyebabkan pembelajaran hanya berjalan satu arah. Guru hanya memberi tugas. Orang tua dan peserta didik harus berjibaku unyuk menyesaikan tugas-tugas yang dikirim oleh guru-gurunya. Hanya sebatas itu proses pembelajarn yang terjadi sekarang.

Untuk memperbaiki kedaan ini, maka wajib bagi sekolah swasta yang barbayar untuk menyediakan infrastrukstur yang memadai dan melatih guru-gurunya untuk dapat menggunakan teknologi dan menguasai metode pembelajaran jarak jauh. Yayasan sebagai pihak yang bertangung jawab dalam menjalankan roda pendidikan swasta, harus memberikan nilai tambah lebih dibanding dengan sekolah-sekolah negeri yang mendapat support penuh dari pemerintah. Bila yayasan sudah memberikan fasilitas yeng memadai, maka kewajiban guru-guru untuk menambah ilmu bagaimana cara agar proses pembelajaran jarak jauh lebih menarik. Guru harus mengembangkan kompetensi paedagogiknya untuk menjadikan pembelajran lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didiknya.  Banyak pelatihan-pelatihan online, baik yang gratis maupun berbayar, mengajak guru-guru untuk lebih kteratif dalam memberikan pelajaran. Disana diberikan ilmu bagaimana membuat media pembelajaran dan alat peraga pembelajaran. Bagaimana membuat video yang bagus, slide share yang menarik dan memberikan pembalaran tatap muka secara online. 

Semoga para guru dapat meningkatkan kompetensi dan para orang tua dapat memahami dan membantu guru untuk mendidik anak-anak dimasa pandemi ini. kerjasama yang baik dari guru dan orang tua akan membuat pembelajarn lebih menyenangkan bagi anak. Ingat tugas guru bukan memberi tugas.




Jumat, 12 Juni 2020

Menerbitkan Buku Lewat Menulis Jurnal Perjaanan Guru. 

Kecintaannya terhadap kisah-kisah kepahlawan mengantarkannya  menjadi guru sejarah dan IPS sejak tahun 2001. Saat pertama kali mengajar, guru yang bernama asli Agung Pardini ini kala itu masih menempuh S1 Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas Negeri  Jakarta (UNJ). Dalam waktu delapan tahun (2001-2008), setidaknya pernah mendapat kesempatan mengajar pada belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA), Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket Non-Formal atau PKBM.

Sejak tahun 2008 hingga sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh agar disalurkan menjadi program-program pemberdayaan di bidang pendidikan bagi kemajuan ummat. Mula-mula ia bertugas sebagai trainer pendidikan untuk melatih ribuan guru yang mengabdi di sekolah-sekolah marjinal di berbagai  wilayah Indonesia.

Selain melatih para guru, bersama rekan-rekan satu timnya di Dompet Dhuafa, Guru Agung di beri beragam amanah untuk merancang dan mengelola program-program inovatif di bidang pendidikan yang berhasil menjangkau hingga 34 provinsi.

Beliau memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalamannya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Disana beliau bersama rekan-rekan terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.
terdapat beberapa kendala:

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.
2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office
3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.
4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

Nah bagaimana cara kita mengatasi kendala ini? Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif. Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Tentu ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan. Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan. Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya
Berikut contoh-contohnya



Nah buku ini adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media.
Ini murni diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka



Kalau ini kurang lebih mirip dengan buku yang di atas.
Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan. Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain. Kami punya genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok. Berikut contohnya


Dua buku bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri.Ada yang di kepulauan. Ada yang di hutan dan pegunungan, dan ada yang di pelosok kampung. Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam tugas di penempatan. Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI. Jamilah Sampara Award

Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.Nah bagaimana cara mengajarkan guru-guru kami menulis? Kami punya cara yang unik. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru" Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI.  Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi.Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om Guru Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian di group ini...

Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu ttg perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati. Macam-macam ceritanya. Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis. Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca.Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis.
Ini melatih kepekaan literasi mereka. Makanya kita adal bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan. Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel.

Nah,  yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Gak harus yang berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru. Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

Kalau boleh jujur, sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sdh sangat peduli untuk pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal. Namun sayang. Masih banyak guru yang belum termotivasi untuk membacanya. Salah satu kebiasaan saya kalau datang ke sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar lemari sekolah. Banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus

Bagi yang ingin mendapatkan buku-buku koleksi dompet dhuafa, saat ini buku-bukunya sudah tersedia online. Jadi lebih mudah diakses. Berikut linknya. EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020⁣. ⁣Halo Sahabat Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus. Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia⁣
⁣Sila unduh dan donasi di :⁣ http://etahfizh.org/ebook⁣

Kami juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/⁣⁣ EduAction #AkuKamuAksi Bersama Membangun Pendidikan Indonesia⁣. #eBook#ebooks #Eduaction #Pendidikan #DDPendidikan #P10DDPR⁣

Ini contoh buku-buku yang kita release waktu akhir Ramadhan kemarin.
Saya pribadi tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa. Sekarang ini saya tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru. Tulisan-tulisan saya bisa dibaca di web SGI:  www.sekolahguruindonesia.net

Oleh karenanya belia menngajurkan kepada guru untuk mewajibkan diri menulis buku. Bisa PTK
Bisa Jurnal Penelitian.Bisa Cerpen atau Puisi. Bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal. Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya.

Kalau saya senengannya corat-coret di kertas Pak. Nanti saya kumpulin pelan-pelan, baru nanti kita bikin artikelnya. Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng. Takut kalau sendirian.. sepi Sepanjang pengalaman kami, berbisnis jualan buku inspirasi guru ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk semifiksi alias novel. Saran saya, untuk para guru yang senang menulis buku seperti ini, sebaiknya model marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini lebih mudah dijual.

Sebagai misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan buku-buku para member untuk ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pake pre-order dulu, bukan ready stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan. Kalau buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya  dibagikan (gratis) buat para guru2 lain. Jadi gampang laku, karena gratis.

Kesimpulan

  1. Saya pribadi merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.
  2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.
  3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".



Kamis, 11 Juni 2020

Menulis Jurnal Perjalanan Guru

Menerbitkan Buku Lewat Menulis Jurnal Perjaanan Guru. 

Kecintaannya terhadap kisah-kisah kepahlawan mengantarkannya  menjadi guru sejarah dan IPS sejak tahun 2001. Saat pertama kali mengajar, guru yang bernama asli Agung Pardini ini kala itu masih menempuh S1 Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas Negeri  Jakarta (UNJ). Dalam waktu delapan tahun (2001-2008), setidaknya pernah mendapat kesempatan mengajar pada belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA), Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket Non-Formal atau PKBM.

Sejak tahun 2008 hingga sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh agar disalurkan menjadi program-program pemberdayaan di bidang pendidikan bagi kemajuan ummat. Mula-mula ia bertugas sebagai trainer pendidikan untuk melatih ribuan guru yang mengabdi di sekolah-sekolah marjinal di berbagai  wilayah Indonesia.

Selain melatih para guru, bersama rekan-rekan satu timnya di Dompet Dhuafa, Guru Agung di beri beragam amanah untuk merancang dan mengelola program-program inovatif di bidang pendidikan yang berhasil menjangkau hingga 34 provinsi.

Beliau memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalamannya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Disana beliau bersama rekan-rekan terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.
terdapat beberapa kendala:

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.
2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office
3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.
4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

Nah bagaimana cara kita mengatasi kendala ini? Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif. Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Tentu ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan. Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan. Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya
Berikut contoh-contohnya



Nah buku ini adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media.
Ini murni diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka



Kalau ini kurang lebih mirip dengan buku yang di atas.
Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan. Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain. Kami punya genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok. Berikut contohnya


Dua buku bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri.Ada yang di kepulauan. Ada yang di hutan dan pegunungan, dan ada yang di pelosok kampung. Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam tugas di penempatan. Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI. Jamilah Sampara Award

Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.Nah bagaimana cara mengajarkan guru-guru kami menulis? Kami punya cara yang unik. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru" Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI.  Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi.Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om Guru Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian di group ini...

Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu ttg perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati. Macam-macam ceritanya. Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis. Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca.Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis.
Ini melatih kepekaan literasi mereka. Makanya kita adal bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan. Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel.

Nah,  yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Gak harus yang berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru. Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

Kalau boleh jujur, sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sdh sangat peduli untuk pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal. Namun sayang. Masih banyak guru yang belum termotivasi untuk membacanya. Salah satu kebiasaan saya kalau datang ke sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar lemari sekolah. Banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus

Bagi yang ingin mendapatkan buku-buku koleksi dompet dhuafa, saat ini buku-bukunya sudah tersedia online. Jadi lebih mudah diakses. Berikut linknya. EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020⁣. ⁣Halo Sahabat Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus. Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia⁣
⁣Sila unduh dan donasi di :⁣ http://etahfizh.org/ebook⁣

Kami juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/⁣⁣ EduAction #AkuKamuAksi Bersama Membangun Pendidikan Indonesia⁣. #eBook#ebooks #Eduaction #Pendidikan #DDPendidikan #P10DDPR⁣

Ini contoh buku-buku yang kita release waktu akhir Ramadhan kemarin.
Saya pribadi tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa. Sekarang ini saya tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru. Tulisan-tulisan saya bisa dibaca di web SGI:  www.sekolahguruindonesia.net

Oleh karenanya belia menngajurkan kepada guru untuk mewajibkan diri menulis buku. Bisa PTK
Bisa Jurnal Penelitian.Bisa Cerpen atau Puisi. Bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal. Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya.

Kalau saya senengannya corat-coret di kertas Pak. Nanti saya kumpulin pelan-pelan, baru nanti kita bikin artikelnya. Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng. Takut kalau sendirian.. sepi Sepanjang pengalaman kami, berbisnis jualan buku inspirasi guru ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk semifiksi alias novel. Saran saya, untuk para guru yang senang menulis buku seperti ini, sebaiknya model marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini lebih mudah dijual.

Sebagai misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan buku-buku para member untuk ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pake pre-order dulu, bukan ready stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan. Kalau buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya  dibagikan (gratis) buat para guru2 lain. Jadi gampang laku, karena gratis.

Kesimpulan

  1. Saya pribadi merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.
  2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.
  3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".



Menjadi Guru Idola

Anda Kurang Percaya Diri Ketika Mengajar? 
Cobalah Mengajar Gaya Motivator Aris Ahad Jaya



Aris Ahmad Jaya adalah seorang motivator character building dan juga trainer serta coach sekolah-sekolah unggul Indonesia. Momentum saat ini di mana anak-anak kita sedang belajar dirumah, guru pun seharusnya belajar kembali tentang bagaimana memiliki seni menyampaikan, memiliki seni untuk dicintai dirindukan oleh anak didiknya sehingga pembelajaran  menjadi menarik.

Pola mengajar gaya motivator atau MGM insya Allah dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang mampu menarik, dan menyenangkan, dirindukan, dan menginspirasi serta menjadikan anak didik mencintai kita .





A.Niat guru

Berdasarkan niat guru dibagi dua yaitu:
Pertama guru betulan yaitu guru yang memang dari awal ingin menjadi seorang pendidik. Dia ingin mengajar dan memang ingin menjadi guru. Guru betulan ini memang seorang guru yang diidamkan. Guru yang memiliki energi untuk mengajar, bertemu dengan pesrta didik, mengeluarkan keilmuannya kepada anak didiknya.  Guru betulan memang guru yang diidamkan oleh setiap pesrta didiknya.

Kedua  guru kebetulan yaitu guru yang memang tidak sengaja untuk menjadi guru. Hal ini bisa disebakan oleh situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Contoh kebetulan ada lowongan menjadi pengajar, maka dia menjadi guru. Kebetulan lulus dari universitas dan sambil menunggu pekerjaan maka dia melamar menjadi guru dan kebetulan diterima. Makanya akhirnya menjadi guru. Atau kebetulan orang tuanya punya yayasan, dan dia diminta untuk menjadi guru di yayasan orang tuanya, sehingga mau tidak mau harus melanjutkan impian orang tua. Semuanya serba kebetulan.

Eiits, tapi jangan berprasangka buruk dulu kepada guru kebetulan ini. Karena kadang-kadang guru kebetulan pun akan menjadi guru betulan. Hal ini disebabkan oleh bebrapa hal yaitu:

  • Ketika dia mau belajar, mau mengerti bahwa ini bagian dari sebuah proses yang   harus dihadapi
  • Menjalani  kegiatan belajar mengajar dengan sungguh-sungguh karena dia   menyadari bahwa ini bagian dari sebuah proses baik yang harus dijalankan
  • Menerima profesi sebagai seorang guru, sebagai bagian dari sebuah pilihan serta  mau memberi pembelajaran dengan baik, menyenangkan,
  • Menginspirasi anak didiknya untuk mencintai ilmu yang disampaikan

Dari sini, maka diambil kesimpulan bahwa sesungguhnya guru betulan maupun guru kebetulan mempuanyai peluang yang sama. Dia akan meraskan manisnya buah jerih payahnya dalam proses pembelajaran. Semua akan merasakan hal yang sama ketika guru betulan dan guru kebetulan mencintai profesinya. Apa artinya guru betulan, namun tidak mau belajar, menyampaikan materi asal-asalan dan menyesali pilihan hidupnya? Lalu bagaiman cara menjadi guru yang dicintai, dirindukan, dan akhirnya kehadirannya ditunggu anak didiknya?

B.  Tipe guru

Tipe guru berdasarkan kinerja yaitu dibagi menjadi tiga tipe guru yaitu:
Pertama adalah nyasar yaitu guru yang tidak punya tujuan dan arah. Dia guru yang menyesatkan. Peserta didik bisa membencinya karena kehadirannya tidak diharpakan. Mereka meresa bahwa proses pembelajaran begitu lambat,  menyebalkan dan mejenuhkan

Kedua adalah guru bayar yaitu guru yang eneginya hanya terkait dengan finansial. Dia bekerja karena digaji, fiansial yang diperoleh. Energinya akan sangat terkait dengan  masalah keuangan. Guru seperti ini tidak konsisten. Ketika tanggal muda dia bersemangat, wajahnya cerah, dan antusias. Kenapa? Kerena diawal bulan dia mendapatkan gaji, sertifikasi dan tunjangan lainnya. Dompetnya mesih penuh dengan materi duniawi. Namun tidak jarang juga dia kehilangan semangatnya. Mukanya menyedihkan. Dia merasa bahwa menjadi guru bukanlah pekerjaan yang menjanjikan. Sifatnya on of. Kadang semangat, kadang melempun membuat anak tidak mendapatkan figur yang benar-benar menginspirasinya untuk kehidupannya kelak.

Ketiga  guru sadar yaitu guru yang dicintainya anak didiknya, kehadirannya ditunggu-tunggu, dan kepergiannya ditangisi. Apapun yang keluar dari mulutnya  menjadi ilmu yang menjadi  motivasi dan menyadarkan kehidupan anak didiknya. Pembelajarannya menjadi menyenangkan. Dia akan menjadi guru idola yang dapat menciptakan generasi yang berakhlaqul karimah, mampu menghadapi kehidupannya kelak sesuai dengan zammanya. Guru sadar akan mendapatkan pahala yang terus mengalir dari pesrta didiknya.


C. Peran guru

Peran seorang guru yang sesungguhnya bagi peserta didiknya ada  empat yaitu:
Peran yang pertama adalah mengajar yaitu hanya sekedar mengajar, memindahkan keilmuan yang ada di otak guru ke otak anak didiknya, memindahkan kurikulum yang ada ke pikiran anak didik. Guru yang hanya sekitar mengajar, maka akan kalah dengan metode dan pola-pola masakini.  Peserta didik  dapat belajar dari YouTube, wikipedia, quiz dan lain-lain yang menyebabkan mereka bisa belajar tanpa kehadiran guru.

Peran yang kedua adalah mendidik yaitu seorang guru mendidik tentu guru menjadi idola menjadi teladan menjadi contoh. Guru sendiri erasal dari 2 kata  yaitu digugu dan ditiru. Seorang guru yang masuk keranah kedua ini diharapkan mampu memasukkan nilai-nilai norma-norma baik yang bisa dijalankan oleh anak didiknya dalam kehidupan sehari. Cotoh sikap yang bermanfaat dalam kehidupan sehari seperti, jujur, disiplin, suka membantu, berkomunikasi dengan baik, bekrjasama dan mempunyai prilaku mulia.  Pola-pola ini bisa dimasukkan ketika guru mendidik dan memberi pelajaran. Pelajaran apapun bisa dimasukkkan nilai-niai baik ini.

Peran yang ketiga adalah menginspirasi yaitu seorang guru yang melalui proes pembelajarannya dapat menginspirasi anak didiknya. Dia dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan anak didiknya untuk menjadi lebih baik dan bermanafaat dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang menginspirasi akan menjadi bagian sejarah, history yang tak pernah terlupakan bagi anak didiknya. Pembelajarannya tidak hanya dikenang sebatas cerita-cerita picisan.

Peran yang terakhir  menggerakkan yaitu guru yang energi keteladanannya dapat menggerakkan anak didiknya untuk berbuat yang lebih baik. Guru yang inspirasainya menjadi motivator. Anak didiknya mengerjakana apa yang guru sarankan. Menggerakakan apa yang guru sarankan

Dengan demikian guru yang hebat adalah guru yang tidak hanya sekedar mengajar, tapi dia juga mampu mendidik menginspirasi dan menggerakkan anak didiknya untuk berbuat lebih baik lagi.


D. Lima  tips mengajar gaya motivator.

Ada lima langkah yang bisa dipraktekkan untuk menjadi pengajar gaya motivator. Langkah-langkah ini diharapkan mampu menjadikan guru dicintai, dirindukan,menginspirasi peserta didiknya, dan mencintai ilmu yang disampaikan. Lima langkah ini menyebakan nuansa yang berbeda yang akan dirasakan oleh anak didik:

Langkah yang pertama adalah jadilah guru yang menarik dan menyenangkan. Dengan menarik guru memiliki daya tarik. Dengan menyenangkan guru akan dirindukan anak didiknya. Menarik dimulai dari apa yang terlihat . Menyenangkan adalah apa yang dirasa. Guru yang memiliki daya tarik akan senang dilihat oleh peserta didiknya, baik dari sisi penampilan ataupun prilaku. Hal ini berlaku tidak hanya dikelas, atapi juga diluar kelas. untuk menjadi menarik guru harus melaksanakan  tiga langkah sederhana yaitu:
Latihan menjadi menarik. Guru harus merasa diizinkan oleh peserta didiknya. Guru ahrus merasa layak untuk di perhatikan oleh anak didik. Guru harus berpenampilan menarik dan berprilaku menarik. Ketika guru masuk kelas ada dua pintu pada peserta didik satu pintu diizinkan dan  yang kedua pintu tidak dizinkan.
Pintu diizinkan adalah pintu diamana pesrta didik merasa nyaman. Kebalikannya adalah pintu tidak diizinkan yaitu pintu dimana siswa merasa tertekan sehingga apa siapa dan bagaimana kita di kelas itu tidak diterima oleh peserta didik. Guru harus bisa menyenangkan, sehingga harus bisa memahami peserta didikny.
Berikan simulasi-simulasi sederhana. Sebelum pelajaran dimulai guru membrikan permainan game sederhana. Sebelum pembelajaran dimulai guru melakukan tebak-tebakan. Guru dapat mengambil games dari YouTube, dari internet .
Apresiasi proses mereka. Ingat peppatah mengatakan “Tangkap basah kebaikan, tempa besi selagi panas”. Guru dapat memberikan apresiasi secar apersonal atau apresiasi secara masal. Ketika guru mudah mengapresiasi, maka sesungguhnya guru membuka jalan untuk mudah dietrima. Contoh ketika ada peserta didik yang datang tepat waktu, guru dapat langsung meberikan apresiasi dengan berkata; “ keren, kamu orang ynag disiplain. Isya Allah kamu akan menjadi orang yang berhasil”. Tidak tunggu sampai penerimaan rapor, sehingga dia lupa. Kata-kata seperti ini akan membuat resepek mereka.

Langkah yang kedua adalah temukan nilai titik lebihnya dan motivasilah dengan titik lebihnya. Temukan keunggulalannya dan mausklah kedalamnya. Albert Einstin pernah berkata: “Kalau kita memaksa seekor burung untuk beranag, ikan untuk terbang, monyet untuk melata, ular untuk meloncat, maka kita akan melihat kebodohan-kebodohan dari hewan-hewan itu.” Guru yang hebat adalah guru mampu menemukan kelebihan dan memberi kesempatan-kesempatan untuk unggul melalui nilai unggul yang mereka miliki. Peserta didik akan minder bila diberikan momentum bukan pada kelebihan-kelebihan yang dimiliknya. Akhirnya dia menghindar, ketika ditunjuk mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan.

Intinya temukan nilai tambah pesrta didik. Temukan nilai lebih pesrta didik dan berikan momentum untuk menjadi seseorang berdasarkan nilai lebih dan kehebatannay. Orang yang hebat bukanlah orang yang memaksa orang lain untuk menjadi, tapi harus menciptakan dan menghantarkan kehebatan generasi setelahnya dengan memberikan momentum-momentum hebat kepada peserta didiknya.

Tiga langkah menemukan nilai lebih peserta didik:


  1. Memberikan momentun dan kesempatan berdasarkan nilai lebihnya. Berikan kepercayaan kepada peserta didik bahwa mereka punya makna, punya nilai dan berharga bagi orang lain. Guru yang hebat adalah guru yang menjadi kerang mutiara bagi peserta didiknya.
  2. Libatkan peserta didik menjadi pemain, tidak hanya sebagai penonton. Jadikan mereka sebagai  bagian dari sejarah yang tidak hanya bercerita saja. Berikan kesempatan peserta  untuk      mengungkapkan ide dan gagasannya. Ketika ini dilaksanakan, maka mereka akan bertanggung jawab terhadap perwujudan ide itu. Guru yang hebat bukanlah guru yang nampak hebat. Guru yang hebat adalah guru yang mampu mewujudkan kehebatan muridnya karena melibatkan        muridnya dalam mewujudkan masa depannya.
  3. Berikan label positif. Label positif bisa diberikan secara individu atau secara umum yaitu kelas. Contoh; Kelas ini adalah kelas yang kompak dan terampil, saya suka dengan kelas ini. Kalian    hebat, kalain antusias dan luar biasa. Klaian menjadi orang-orang yang sukses. Label akan membangun persespsi. Label akan membangun rasa. Label positif akan berpengaruh pada persepsi positif yang dikatakan. Kata-kata adalah doa. 

Selanjutnya, Pak Aris memberikan tips menjadi MGM, yang diasosiasikan dengan ‘MIDAS TOUCH’ dan dapat di akses melalui link Youtube berikut ini:


 (https://youtu.be/Zx0oR7WsE84)

Jempol, apresiasi proses menuju hasil akhir. Menghargai nilai lebih siswa.


https://youtu.be/UAZ02bxlzyM

Telunjuk, mampu mmberikan teladan komitmen konsisten antusisas integritas.

 https://youtu.be/39raqyvipcE

Jari tengah, jadilah pribadi yang pyna keunggulan, keunikan kreativitas nilai khas.


https://youtu.be/AdXLTi1-pPs

Jari manis, hubungan interpersonal yang baik. Hubungan yang didasarkan pada saling menghargai. Hapalkan namanya, beri label positif
 http://<alamat blog Anda>/ads.txt.
https  ://youtu.be/U8uyPVhRFTQ

Kelingking. Hargai hal-hal yang kecil. Memberikan catatan kecil di bukunya, libatkan dalam kegiatan belajar.

https://youtu.be/xVBnh4TsPgw


Guru adalah manusia syurga yang diciptakan oleh Allah. Peran guru untuk menjadi guru idola, favorit, menarik dan menyenangkan tergantung kepada guru itu sendiri. Guru mempunyai peran vital dalam mewarnai sejarah bangsa ini dengan karya-karyanya yang luar biasa. Guru dapat mencetak generasi yang  dapat mewarnai dan merubah bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju. Ditangan gurulah bangsa ini akan menjadi bangsa yang diperhitungkan di dunia.

Selasa, 02 Juni 2020

Menerbitkan Buku dari Hasil Menulis di Blog

Blog; Harta Yang Tak Ternilai

Setiap penulis pasti ingin menerbitkan karya tulisnya dalam bentuk buku. Mereka berusaha dengan maksimal agar buku yang diterbitkan mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat. Akan tetapi banyak orang tidak tahu bahwa menulis buku itu memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dia harus melaui proses yang panjang. Salah satunya adalah mengumpulkan tulisan-tulisan tersebut untuk menjadi sebuah buku. Oleh karenanya sebagian orang menggunakan blog sebagai media untuk menulis dan mengumpulkan karyanya. Dia menulis setiap hari di blognya. Dia menulis tentang apapun. Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit. Dengan begitu ketika tulisan di blog sudah banyak, maka akan  dapat mempermudah penulis dalam menerbitkan bukunya.

Sebagian orang masih bingung, apakah tulisan yang diblog harus satu tema atau bervariasi. Untuk menjawab ini Wijaya Kusumah atau yang biasa dipanggil om Jay memberikan tips. Tulislah apapun yang ada didalam blog bebas saja. Tidak harus satu tema. Beliau berbagi apapun di Blognya. “Berbagi itu tidak pernah rugi. KIta bisa berbagi ilmu lewat blog di internet. ”. Begitu kata beliau. Hal itulah yang beliau lakukan selama 11 tahun ini. Bnayak orang mengenalnya dari tulisan-tulisan diblognya. 

Kesuksesan dalam menerbitkan buku juga butuh proses. Ibarat bertani, jika ingin menghasilkan padi yang bagus, maka prosesnya bagus. Dari semanjak penyemaian, penanaman dan masa perawatan. Padi yang berisi akan terlihat merunduk kebawah. Ingat selalu ilmu padi. Kian berisi kian merunduk. Beda hal dengan padi yang tegak mengarah ke langit. Isinya tidak ada sama sekali.

Dari kegemaran beliau menulis dan berbagi beliau akhirnya dapat menerbitkan beberapa buku seperti dibwah ini.  
Sekedar informasi. Buku catatan harian seorang guru blogger diterbitkan dalam waktu 6 bulan. Buku ini dikerjakan dengan sangat teliti oleh pak sukarno yang menjadi editornya. Selama pengerjaan buku tidak pernah satu kalipun kami bertatap muka. Pak Sukarno mengerjakannya di Semarang. Sedangkan om Jay ada di bekasi. Mereka  berkomunikasi hanya lewat wa saja. Tulisan diambil dari kisah nyata om Jay yang ditulis di blog kompasiana.com/wijayalabs.

Buku melejitkan keterampilan menulis siswa diterbitkan dalam waktu 3 bulan. Buku ini adalah hasil penelitian tindakan kelas atau PTK yang lolos masuk final lomba karya tulis inovasi pembelajaran tingkat nasional. Berkat PTK ini om Jay mendapatkan laptop baru dan uang jutaan rupiah. Bisa Jalan-jalan ke bali gratis naik dengan naik pesawat garuda indonesia dan menginap di hotel bintang 5.
Awalnya om Jay tidak tahu kalau hasil PTK bisa dijadikan buku ber isbn. Setelah belajar bersama pak Lukman di jawa timur lewat online, om Jay menjadi tahu ilmunya. Ibu hati di Bandung menawarkan diri menjadi editornya. Tentu saja om Jay senang sekali karena belum punya pengalaman sama sekali menulis buku dari hasil PTK. Alhamdulillah buku itu jadi dan banyak yang memesannya. Berkat membuat laporan PTK yang baik beliau mendapat hadiah kuliah singkat ke China University of Mining Technology atau CUMT. Belai belajar team di sana dan pulang dengan membawa uang 21 juta. Bukan hanya uang tapi juga segudang pengetahuan baru yang akan omjay terbitkan dalam buku baru. Sekarang sedang dikerjakan prosesnya di penerbit Camp Pustaka Yogyakarta.

Buku Blogger ternama adalah sebuah buku yang diterbitkan dari hasil menulis di blog selama 6 bulan. Buku ini diterbitkan oleh pak wiranto dari penerbit camp pustaka. Isinya kisah nyata om Jay menulis di blog dan menjadi blogger ternama. Lewat buku ini om Jay mengajak kawan kawan guru untuk menulis di blog dan kemudian merajut tulisannya menjadi buku yang layak jual. Jadi tidak mengajari guru cara membuat blog. Sebab cara membuat blog dapat dengan mudah kita dapatkan di google.com dan youtube.com. Banyak orang baik yang sudah menuliskannya di internet.

Blogger ternama ditulis dari kisah kisah inspiratif bagaimana seorang guru yang biasa saja dapat menjadi guru yang luar biasa. Bahkan berkat rajin menulis di blog om Jay diundang keliling Indonesia dan diajak makan siang di istana negara bersama presiden Jokowi. Itulah keajaiban ngeblog yang mengantarkan omjay menjadi blogger ternama. Bahkan kami suami istri bisa bulan madu gratis ke Singapura gara gara menulis di blog. Hal itulah yang ingon om Jay tularkan dalm buku ini. Bukan menularkan virus corona tapi menularkan virus ngeblog di kalangan guru Indonesia. Dengan begitu para guru menjadi blogger ternama dan menjadi guru blogger Indonesia.
Buku menulislah setiap hari adalah buku pertama kali yang omjay terbitkan di penerbit mayor. Perlu waktu 3 tahun menerbitkan bukunya. Omjay masih belum percaya diri menerbitkan buku. Sebab seringkali ditolak oleh penerbit mayor. Namun omjay tak pernah putus asa. Buku akhirnya jadi berkat jasa mbak Abdah Khan. Berkat beliau buku itu menjadi enak dan renyah dibaca.

Kemudian buku itu diterbitkan oleh penerbit indeks Jakarta dengan editor mas Yuan Cita. Sampai sekarang om Jay belum pernah bertemu orangnya. Kabarnya beliau ada di Padang. Berkat tangan dingin beliau buku ini laku keras dan tersebar ke seluruh Indonesia. Berkat buku ini om Jay membeli rumah baru. Tidak besar tapi cukup untuk berlibur bersama keluarga di wanaraja Garut Jawa Barat.
Omjay ingin menyampaikan kepada kawan kawan guru bahwa kolaborasi itu penting. Keempat buku yang om Jay terbitkan adalah berkat kolaborasi antara penulis dan editor. Penerbit yang baik tentu memerluakn waktu dalam proses editingnya. Hal ini kurang disadari oleh para penulis pemula. Apalagi buat kawan guru yg menulis hanya untuk kenaikan pangkat. Jadi menulis buku itu bertujuan berbagi ilmu dan pengalaman. Bukan sekedar menambah point untuk kenaikan pangkat saja.
Intinya adalah menulis dan menerbitkan buku butuh kolaborasi. Penulis tidak bisa bekerja sendiri. Butuh orang lain yang baik hati seperti editor yg menemukan kesalahan kita dalam menulis. Oleh karena itu nikmati prosesnya dan mulailah menulis di blog. Diminta atau tdk diminta. Blog harus kita isi dengan tulisan yang menarik dan inspiratif. Pasti akan banyak pengunjungnya tanpa kita minta.

Salam Blogger

Senin, 18 Mei 2020

Menciptakan Pola Belajar Yang Efektif Dari Rumah


Menciptakan Pola Belajar Yang Efektif Dari Rumah

Sejak presiden Joko Widodo dengan tegas menghimbau untuk bekerja dari rumah,  ibadah dari rumah dan belajar dari rumah. Memaksa para pegawai pemerintah, karyawan dan guru untuk membatasi aktifitas fisik. Semua pekerjaan tak terkecuali ibadah dilakukan dari rumah. Kebijakan ini ambil seiring dengan semakin ganas dan meluasnya penyebaran virus covid 19. Tiap hari korban terinfeksi bertambah dan grafik korban meningal dunia semakin naik.  

Kebijakan yang diambil pemerintah ini, membuat dunia pendidikan kita menjadi berubah 180 derajat. Dari tatap muka secara fisik menjadi pembelajaran jarak jauh. Hal ini seperti memberikan shock therapy bagi guru, orang tua dan peserta didik. Banyak guru belum mengenal apa itu pembelajaran daring dan bagaimana melakukannya. Demikian pula dengan pula dengan orang tua dan peserta didik. Mereka masih belum familiar dengan pembelajaran daring. Dan harus kita akui bahwa selama ini dunia pendidikan kita seakan-akan acuh terhadap pembelajaran online ini. Tapi semenjak covid19 memporakporandakan tatanan pendidikan membuat guru, orangtua, dan peserta mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan pembelajaran daring.

Pembelajaran secara daring merupakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget yang saling berhubungan di mana guru dan peserta didik berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan media komunikasi dan informasi. Pembelajaran ini sangat bergantung dengan koneksi jaringan internet yang menghubungkan antar perangkat guru dan para peserta didik. Dalam proses selanjutnya orang tualah yang sangat berperan dalam memberikan bimbingan pembelajaran di rumah. Pembelajaran jarak jauh ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa ada kerjasama dari guru, orang tua, dan peserta didik. Ketiganya harus saling berkelindan. Ditambah dengan jaringan internet yang stabil.

Bagi daerah-daerah terpelosok dan kondisi ekonomi peserta didik yang kurang, pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan daring merupakan kendala besar. Kondisi seperti ini sebenarnya bukan hal baru buat Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Kreativitas dan inovasi guru sangat diperlukan dalam memberikan solusi dari masalah yang dihadapi. Bila pembelajaran jarak jauh tidak dapat dilaksanakan, maka gunakan pembelajaran jarak dekat. Bila alat komunikasi tidak ada, maka guru dapat mengunjungi rumah peserta didiknya. Mmang dibutuhkan pengorbanan luar biasa untuk menjadi guru tangguh berhati cahaya. Apalagi bila rumah peserta didik dan guru sangat jauh. Itu adalah resiko dari sebuah pengabdian, terutana buat guru di daerah 3T. Mereka adalah guru guru tangguh yang selalu datang dengan solusi dari masalah yang dihadapi, walaupun peran pemerintah di daerah sangat kurang. Meraka  yakin dengan pesan pak Harfan dalam film Laskar Pelangi. Hiduplah dengan memberi sebanyak banyaknya, bukan menerima sebanyak banyaknya.

Prinsip belajar dari rumah
Kali kami mendapat pelajaran yang luar biasa dari Bapak Wijaya Kusuma yang biasa dipanggil om Jay. Beliau memberikan materi tentang Menciptakan Pola Belajar Yang Efektif Dari Rumah. Belajar dari rumah dengan menggunakan internet merupakan pengalaman baru bagi guru, peserta didik, dan orang tua. Menurut om Jay dibutuhkan prinsip yang harus diperhatikan dalam menciptakan pola pembalajaran dari rumah ini. Prinsip itu adalah kegiatan pembelajaran harus menyenangkan semua. Peserta didik senang, orang tua senang dan gurunya juga senang. Akses internet lancar, sehingga guru bisa menggunakan berbagai aplikasi yang sesuai dengan kondisi peserta didik di rumah. Bagaimana kalau seandainya peserta didik terkendala tidak memiliki HP atau jaringan yang lemot, maka  solusinyaadalah  gunakan teknologi yang ada. Kalau yang ada kertas atau buku, maka gunakan itu.  Sebab mau tidak mau, suka atau tdk suka, peserta didik dan guru akan dipaksa menggunakan teknologi baru untuk meningkatkan SDM unggul. Sebagai guru kita harus sabar dan gunakan fasilitas yang ada. Ingatlah film Laskar Pelangi, ditengah keterbatasan, justru bu Muslimah dapat melahirkan anak anak yang hebat dan bisa berkeliling dunia.

Gunakan teknologi yang ada untuk menciptakan pola pembelajaran yang efektif dari rumah. Bila adanya hanya WA Group, gunakan WA Group tersebut dengan memadukan antara teks, foto dan video. Guru diharapkan untuk mampu melejitkan keterampilan menulis peserta didik lewat blog di internet. Sebab peserta didik dapat belajar menulis secara online melalui blognya masing-masing. Peserta didik dibiasakan untuk menulis apa yang ingin disampaikannya, dengan begitu bukan hanya lisan saja yang terlatih, tapi juga tulisan.

Berikut contoh PJJ sekolah dasar, https://www.youtube.com/watch?v=9uvfiZuh9vs


Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pola adalah suatu system kerja atau carakerja sesuatu. Sedangkan menurut Kamus antropologi, pola adalah rangkaian unsur-unsur yang sudah mantap mengenai suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh dalam menggambar atau mendeskrifsikan gejala itu sendiri.

Belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahan tersebut dalam bentuk peningkatan prilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.

Efektif bisa diartikan sebagai suatu yang dapat mencapai tujuan maksimal yang diharapkan. Pengertian efektif merupakan suatu usaha yang dilakukan secara maksimal sesuai yang diharapkan, selain itu efektif juga bisa diartikan sebagai salah satu usaha yang tidak pernah lelah sebelum harapan yang di inginkan belum tercapai. (https://pengertiandefinisi.com/pengertian-efektif/). Sementara rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah yang nyaman dapat memberikan kenyamanan bagi yang menepati rumah tersebut. Ada istilah yang mengatakan Baiti Jannati Rumahku adalah Surgaku

Berdasarkan definisi-definisi  diatas pola Belajar efektif dari rumah dapat diartikan sebagai suatu susunan kegiatan yang dapat di gunakan untuk melakukan proses perubahan tingkah laku yang maksimal dari suatu tempat yang nyaman agar dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

Menciptakan pola belajar di rumah
Pola belajar dirumah dapat diciptkakan dengan cara membuat rencana kegiatan belajar, membuat perencanaan, penjadwalan yang berlangsung terus menerus di dalam rumah. Dengan demikian peserta didik yang melakukan pola belajar efektif dari rumah dapat melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan rencan dan jadwal telah dibuat di rumah. Kegiatan ini harus di ikuti secara konsisten, disiplin dan terjadwal. Rumah sebagai tempat tinggal dapat dijadikan sarana pembelajaran yang membuat nyaman bagi peserta didik. Penjadwalan kegiatan dapat di buat sebagai patokan untuk melakun kegiatan belajar misalnya dengan membuat jadwal dari mulai bangun tidur sampai ke tidur lagi.

Ada guru yang bertanya apakah jadwal belajar itu di tentukan oleh guru berdasarkan jadwal pelajaran seperti hari-hari biasa atau kah di rubah, lalu bagi anak usia SD dapatkah kita ukur pencapaian ranah kognitif nya dalam satu hari satu mapel?  Jelas jadwal harus berubah. Kegitan juga tidak sama dengan tatap muka di sekolah. Pembelajaran lebih kepada 3 hal yaitu literasi, numerasi, karakter dengan memadukan iptek dan imtak. Untuk peneilian guru dpat melakukan penilaian berbasis proyek atau potofolio, disesuaikan dengan kondisi murid SD.

Dalam menciptakan pola belajar yang efektif dari rumah, kita sudah membuat jadwal dan berharap peserta didik juga dapat melaksanakan pembelajaran sesuai jadwal tersebut. Tapi pada kenyataannya, ada sebagian peserta didik yang kurang memperhatikan jadwal tersebut. Hal ini dapat menghambat kelancaran proses pembelajaaran sesuai  jadwal yang disampaikan. Untuk mengatasi hal ini, guru harus melakukan evaluasi dan refleksi diri.  Mungkin ada yg kurang tepat disampaikan kepada pesrta didiknya. Kolaborasi guru sangat penting dalam memecahkan masalah ini. Oleh karena itu komunikasi dengan teman sejawat sangat diperlukan dalam menciptkan pola pembelajaran yang efektif dari rumah. Pembelajaran jarak jauh harus membuat peserta dekat dengan gurunya, bukan justru menjauhkannya dengan guru. Selain itu perlu ada komunikasi dengan orang tua peserta secara terus menerus.

Kesimpulan
Dari uraian diatas  dapat disimpulkan bahwa dalam menciptakan pola pembelajaran efektif dari rumah, guru harus mempunyai peta kelas atau kondisi peserta didik di rumah dan disesuaikan dengan kondisi guru di rumah. Artinya, komunikasi guru dan peserta didik dari rumah masing-masing harus membuat mereka saling berinteraksi dan berdiskusi sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna. Semua itu bisa dilakukan bila kegiatan pembelajaran jarak jauh dibuat secara terjadwal. Kegiatan harus membuat peserta didik menjadi mandiri dan menemukan kemerdekaan belajar.

Salam blogger. Menulislah setiap hari

Sabtu, 16 Mei 2020

Srorytelling; Menembus Batas Digital Marketing


Srorytelling; Menembus Batas Digital Marketing 

Berbagai cara orang atau lembaga lakukan untuk dapat mamasarkan produknya. Dari yang terang-terangan dengan cara memaksa, penipuan secara halus, sampai memasukkan doktrin produk tanpa terasa oleh kunsumennya. Salah satu strategi pemasaran yang layak diperhitungkan dalam dunia digital marketing adalah Storytelling. Apa dan bagimana story telling itu, berikut paparan hasil bincang-bincang dengan Budiman Hakim yang biasa dipanggil Om Bud 

Apa sih storytelling itu?
Storytelling storytelling adalah menyampaikan sebuah narasi, alur atau cerita. Gampangnya adalah mendongeng

Siapa yang pernah didongengin orangtua waktu kecil? Pasti banyak ya. Nah, pernah suatu hari Om Bud ngajar di Laku Kopi Bintaro. Salah satu pesertanya ada yang berusia 70 tahun. Ibu ini mengaku dia sering didongengin. Hebatnya ibu ini masih inget cerita si Kancil yang dibacakan orangtuanya waktu dia berusia 5 tahun. Coba bayangkan! Ibu itu usianya 70 tahun dan masih bisa mengingat dongeng yang dia dengar 65 tahun yang lalu. Ck…ck…ck…  Luar biasa kan?

Dan ternyata ini tidak hanya terjadi pada ibu itu tapi dialami oleh banyak sekali orang di dunia. Hal inilah yang membuat pakar-pakar marketing berpikir,  “Kalo iya sebuah cerita mampu menanamkan pesan sedemikian dahsyat, kenapa cara mendongeng tidak dijadikan saja sekalian sebagai strategi marketing?”  Setelah  ditela’ah lebih dalam, ternyata cara menyampaikan pesan melalui cerita memang adalah cara yang terbaik. Kenapa? Karena, ternyata, bercerita adalah juga cara Tuhan dalam menyampaikan pesan pada umatnya. Dan ini bisa kita lihat dan buktikan dalam semua kitab suci agama apapun.

Contoh storytelling

Coba diliat dulu video ini. Semoga bisa dibuka ya....

Setelah melihat video ini kita bisa menarik kesimpulan:
Ciri-ciri sebuah storytelling adalah:
1. Kekuatannya ada pada cerita. Brand  sering muncul belakangan
2. Kalaupun brand muncul di depan kehadirannya menjadi bagian dari cerita itu   
    sehingga tetap tidak terlalu terasa bahwa itu adalah iklan
3.Brand terlihat muncul seperti btw tapi sebenernya kehadirannya kuat
4. Brand diperlakukan secara netral dan tidak sebagai hero
5. Nuansa iklannya hampir gak terasa
6. Suprisenya Tinggi sehingga orang mau nge-share.

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang storytelling, ada baiknya kita memetakan dan mempelajari macam-macam cara orang berjualan yang sering dilakukan orang:

Rough Selling; Cara berjualan dengan cara kasar dan menyakiti hati konsumennya. Misalnya produk MLM. Mereka mengundang orang untuk datang ke suatu tempat cuma ngasih tau bahwa ada prospek bisnis. Pas kita datang ke rumahnya, ternyata mereka jualan. Begitu juga yang terjadi pada orang yang jualan asuransi. Seringkali salesgirlnya berjualan dengan cara yang memaksa sehingga kita jadi kesel dan marah. Cara berjualan seperti ini biasanya membuat orang jadi tidak bersimpati pada brand kita.

Hard Selling; Hard selling adalah cara berjualan dengan cara berteriak-teriak seperti tukang obat. Yang diteriakkan biasanya semua tentang kehebatan dan semua benefit yang ada di brandnya. Cara berjualan seperti ini biasanya sulit untuk dipercaya karena janjinya too good to be true. Kalo di contoh hard selling disosial media  “Apakah anda ingin mempunyai bisnis yang mendongkrak penghasilan minimal 100 juta perbulan, bahkan bisa anda kerjakan secara sambilan lewat notebook, dab gadget anda dengan cara yang mudah!!!!”

Soft Selling; Cara berjualan secara halus dengan tone and manner yang elegan. Meskipun caranya halus, orang tentu saja tau bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini mungkin menyenangkan calon konsumen tapi karena tahu bahwa itu iklan, mereka sering enggan untuk nge-share. Coba lihat iklan ini. Gak ada satupun kata-katanya yang jualan. Kata-katanya justru berisi puisi dari seorang anak untuk bapaknya di Father's day...

Semuanya hanya tulisan yaitu:
Because I’ve known you all my life
Because a red Rudge bicycle once made me the happiest boy on the street
Because you let me play cricket on the lawn
Because you used to dance in the kitchen with a tea-towel round your waist
Because your cheque book was always busy on my behalf
Because our house was always full of book and laughter
Because of countless Saturday morning you gave up to watch a small boy play rugby
Because you never expected too much of me or let me get away with too little
Because of all nights you sat working at your desk while I lay sleeping in my bed
Because you never embarrassed me by talking about the birds and the bees
Because I know there’s a faded newspaper clipping in your wallet about my scholarship
Because you always made me polish…

Covert Selling; cara beriklan dengan cara menyembunyikan brandnya. Orang tidak tau dan tidak merasa bahwa itu iklan. Cara berjualan seperti ini biasanya tidak disukai oleh Team Marketing.  Kenapa demikian? Karena mereka merasa apa gunanya bayar mahal-mahal kalo brandnya disembunyikan? Hehehehe. Mereka gak tau bahwa covert selling adalah cara yang paling ampuh untuk mendapatkan share. Orang merasa gak keberatan nge-share karea merasa itu bukan iklan.
Contoh covert selling dapat diakses melalui https://www.kompasiana.com/budiman_hakim/551ae0a4a33311be20b65a69/hnp-bisa-disembuhkan-tanpa-operasi?page=all

Storytelling adanya dimana?
Storytelling ada di antara soft selling dan covert selling. Kalo digambarkan kira-kira begini. 

Storytelling ada di irisan antara soft selling dan covert selling. Diharapkan sebuah storytelling, komunikasinya bisa halus dan elegan seperti soft selling tapi juga sekaligus mampu mendapatkan share sebanyak mungkin seperti covert selling.

Storytelleing dalam teks

PUYUNGHAY SIALAN

Habis benerin NOTE-5 di North bridge PIM saya mampir ke bakmi GM kangen sama Puyunghay yg menurut saya memang nomer satu di dunia. Saya order sepiring nasi goreng dan seporsi Puyunghay. Sambil menunggu puyunghay tiba saya foto2 nasi goreng sepuasnya. Takut keburu dingin saya makan nasi goreng dikit-dikit sambil nunggu puyunghay. Sialnya sampai nasi goreng habis Puyunghay sialan itu belum juga tiba. Lalu saya pakai jurus pamungkas yg selalu berhasil. Saya panggil waiter lalu saya bilang "Order Puyunghay saya batalkan, saya minta uang kembali"

Lalu saya dengar ribut2 dari arah dapur dan sekejap kemudian Puyunghaysialan itu terhidang. "Bungkus" kata saya setengah membentak. 2 menit kemudian saya keluar dari resto bakmi GM menenteng bungkusan Puyunghay sialan itu. Kalau puyunghay ini rasanya sedang2 saja barangkali saya sudah kapok balik dan bakmi GM saya masukkan ke Brand Hell. Sayangnya puyunghai bakmi GM memang enak tenan. Sialaaaan!
Oleh: Subiakto Priosoedarsono

Storytelling dalam bentuk image

Coba sekali-klai lihat iklan dibeberapa bilboard. Ada banyak iiklan yang hanya mengandalkan gambar yang bercerita. Gak satu huruf pun di sana kecuali kata-kata dalam produk yang diiklankannya.


Memasarkan produk atau brand di social media.
Brand adalah apa yang orang ceritakan tentang kita. Jadi, apapun bisnis kalian, konsumen harus mempunyai pengalaman unik untuk diceritakan pada komunitasnya. Nah, persoalannya adalah bagaimana kalau ternyata produk kita tergolong generik? Setelah dipikir-pikir ternyata brand kita tidak ada bedanya dengan brand kompetitor. Repot juga, kan? Kalau itu yang terjadi maka Kita Perlu  Menciptakan Sesuatu sehingga konsumen tetap mempunyai pengalaman yang menarik untuk diceritakan. Caranya bagaimana?

Beliau kemudian bercerita 
Saya punya temen namanya Iwan SJP. Dia pergi ke Starbucks mengajak seorang temennya bernama Abigail. Seperti kita ketahui, setiap kali kita memesan kopi, baristanya akan menanyakan nama pembeli lalu mereka tuliskan di atas cup kopi kita. Nah, masalahnya, Barista tersebut salah menuliskan spellingnya. 'Perusahaan multinasional kok bisa salah menuliskan ejaan?' Karena kesal Iwan SJP memotret cup bertuliskan nama yg salah tersebut dan mempostingnya di FB.  Ini postingan Iwan

Kenapa kok bisa begitu, ya? Nah, ini yang kocak! Iwan tidak mengetahui bahwa Barista tersebut ternyata menulis dengan ejaan yang salah secara sengaja. Starbucks sedang memberi konsumennya bahan untuk diceritakan. Tanpa disadari orang yang terjebak itu telah menjadi brand ambassador gratisan.

Satu hal yang perlu dicatat bahwa di era digital, orang tidak takut melakukan hal yang cenderung negatif dalam berkomunikasi. Buat mereka mendapat liputan itu jauh lebih penting dari nama baik. Dan strategi itu udah sangat biasa dilakukan oleh orang di seluruh dunia baik itu artis atau politisi. Kalo kalian perhatikan di video tadi, Sang Barista tanpa merasa bersalah mengatakan, "I am fucking with you." Sebuah ungkapan yang sangat tabu dalam dunia periklanan dan branding sebelum jaman digital. Digital telah memporaporandakan tata nilai, norma sampai bahasa. 

Seorang temen beliau pernah berkata, “Gak usah heran, Om Bud, Starbucks mah duitnya banyak. Jadi mereka bisa dengan mudah membayar orang pinter untuk membuat strategi marketing seperti itu. Orang Indonesia mah jangan diharepin. Boro-boro membuat strategi seperti itu, kepikiran aja kagak.” Omongan temen beliau ini salah besar. SEkarang banyak sekali ditemukan orang-orang lokal yang membuat strategi jenius dan gak kalah sama strategi Starbucks di atas. Dan hebatnya mereka adalah pebisnis-pebisnis skala kecil dan menengah. Contonhya adalah:

SOTO GEBRAK

Pernah mendengar Soto Gebrak? Boleh percaya boleh tidak, soto gebrak buat sebagian orang rasanya biasa aja. Soto Ambengan Pak Sadi di Jalan wolter Monginsidi rasanya jauh lebih enak. Soto Kudus di Jalan Wijaya 1 lebih gurih, Soto Mie di Jalan Pinangsia lebih mantap dan Soto Betawi Pondok Pinang lezat bukan main walaupun harganya terhitung mahal. Tapi toh dia tetap menceritakan pengalamannya makan di Soto Gebrak. Kenapa? Ketika kita memesan soto, maka kokinya akan membanting botol kecap ke atas kayu yang dilapis seng. Setiap kali botol digebrakkan ke meja maka akan terdengar suara yang sangat memekakkan telinga. Hahahahaha kocak ya?
Setiap kali temennya ngajak makan siang, maka sering banget dia ngajak mereka makan di sana, terutama yang belom pernah ke tempat itu. Kenapa dia ngajak mereka kesana padahal makanannya gak begitu enak? Karena dia pengen mereka kaget seperti dia pertama kali. Karena dia punya sesuatu untuk diceritakan. Jadi dia berkesimpulan bahwa pemilik soto gebrak ini menyadari bahwa rasa sotonya tidak cukup kuat untuk diceritakan oleh konsumennya. Karena itu dia menciptakan gimik dan merekayasa sesuatu supaya konsumennya punya pengalaman untuk diceritakan.
Artinya, owner soto gebrak ini secara intuisi telah menciptakan strategi marketing keren yang tidak kalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan multinasional sekelas Starbucks. Gebraknya membuat konsumen punya sesuatu unttuk diceritakan. Bukan sotonya.

SIOMAY PINK
Pernahkah mendengar Siomay Pink? Siomaynya sih biasa-biasa aja seperti siomay pada umumnya. Yang berwarna pink adalah benda-benda lain di luar siomay. Dulu dia sering nongkrong di Jl. Jend. Sudrman, Jakarta pas car free day. Biasanya dia suka mangkal di setia budi atau di Bundaran HI. Bagi orang-orang yang  sering datang ke Car Free Day bersama anak-anak dan isteri saya, biasanya mereka menetapkan Siomay PINK sebagai meeting point.
Bagi yang sering makan di sana dan kembali tidak membuat puas. Rasanya sih biasa aja tapi karena berfungsi sebagai meeting point, mereka tetep nongkrong di situ dan membeli beberapa siomay untuk menyenangkan hatinya.

Belakangan kita mendapat cerita lain tentang penjual siomay pink ini. Namanya Bapak Sriyono asli dari Klaten. Warna Pink adalah warna favorit anaknya. Nama anaknya adalah Peksi Safira Miradalita. Pak Sriyono bercerai dengan istrinya ketika Peksi baru berusia 3,5 tahun. Dan tragisnya, Pak Sriyono tidak diizinkan untuk bertemu dengan anaknya itu. Nah loh, sebuah cerita lagi, kan?
Hati kita pasti tersentuh sekali mendengar cerita itu. Kita  tidak bisa membayangkan kalau seandainya kita tidak bisa bertemu dengan anak kita seperti yang dialami oleh Pak Sriyono. Sebagian orang, setiap kali pergi ke Car Free Day, selalu makan siomay Pink. Dan kebanyakan dari mereka.
ke sana bukan karena siomaynya. Siomaynya gak enak! Mereka kesana karena ceritanya. Luar biasa kan pengaruh sebuah cerita?

Lalu dalam dunia digital ini, apakah melakukan hal negatif kemudian disorot media adalah hal lumrah dalam menjalankan strategi bisnis? Dunia digital memang telah melakukan disruption luar biasa. Semua peradaban berubah. Suka gak suka kita harus menerimanya.Misalnya Fadli Zon, Fahri Hamzah dan Rocky Gerung. Mereka sengaja menempatkan diri sebagai tokoh antagonis. Karena mereka tau setiap talkshow politik, pasti formatnya sama. Dua kubu diadu untuk berargumentasi.
Ketiga orang tersebut memilih sisi antagonis karena sisi protagonis terlalu banyak pesaing. Dan ternyata strategi mereka tepat. Mereka jadi langganan ILC dan talkshow-talkshow selalu mengundang mereka. Begitulah yg terjadi di social media...
Jadi pointnya adalah di dunia digital bukan tentang positif atau negatif. Tapi yang penting dapet liputan (Exposure) sebanyak mungkin. Cara ini sudah lama dilakukan oleh Syahrini. Dia sering bikin video norak seperti maju mundur maju mundur. Itu video sengaja dibuat untuk memancing netizer agar membully Syahrini. Dengan kata lain,  merangkai cerita dalam sebuah digital marketing adalah untuk sebuah eksistensi, tanpa peduli akan adanya "kegaduhan". Jadi apakah akan terjagi bully, tidak  masalah. Lagi-lagi yang penting exposure. Coba liat tweet-teet nya ketiga orang di atas. Liat komen-komen yang ada. 75% isinya bully-an semua. Apakah ketiga orang itu terganggu? Justru mereka bersyukur merasa pancingannya dimakan umpan. Pokoknya pointnya sederhana: Bagaimana mendapatkan exposure sebanyak mungkin

Jumat, 15 Mei 2020

Cintai penolakan penerbit dengan terus menulis



Ketika ditolak penerbit

Menerbitkan buku adalah impian semua penulis. Tapi impian itu kadang tidak berbanding lurus dengan kenyataa. Tulisan ynag sudah kita susun untuk menjadi buku, tidak jarang ketika dikirim ke penerbit ternyata mendapat penolakan. Ambyar sudah impian itu, sedih rasanya buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit. Begitulah perasaan yang menggelayuti blogger dan yuutuber Wijaya Kumsuma atau yang biasa di panggil om. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. “Sakitnya tuh di sini! (sambil mengelus dada) hahaha. Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini, hihihi” kata beliau. Tapi  itu dulu,  ketika pertama kali beliau menulis dan igin menerbitkan bukunya.  

Terbukti sekarang dengan kerja keras dan pantang menyerahnya, banyak sudah buku yang beliau terbitkan. “Saya termasuk orang yang pantang menyerah. Ketika naskah buku saya ditolak para penerbit mayor, saya tidak putus asa. Saya akan menerimanya dengan lapang dada. Saya menerimanya dengan senyuman meskipun terasa pahit.” Papar beliau ketika mengenang peristiwa beberapa tahun ke belakang.

Berkali beliau gagal, lekas bangkit dan cari akal. Berkali jatuh lekas berdiri dan pantang mengeluh. Jadilah guru tangguh berhati cahaya. Kegagalan adalah awal dari sukses yang tertunda. Gembirakan diri dengan terus belajar kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan bukunya.
Langkah selanjutnya adalah memperbaiki tulisan. Kemudian baca kembali pelan-pelan dan perbaiki beberapa kekurangan. Untuk lebih meyakinkan lagi isi tulisan itu, ada baiknya meminta pendapat beberapa teman yang dipercaya.  Mintalah mereka untuk memberikan masukan. Dari sinilah, insya Allah, tulisan kita akan menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih enak untuk dibaca. Dan hasilnya...taraaaaaa....  Sakit hati itu terasa terobati. Ibarat seorang mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya. Ibarat mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3 yang ditolak proposal desertasinya. Ketika semauanya sudah diperbaiki, maka para pembimbing skripsi dan tesis itu akan menerimanya dengan senang hati.
Beliau sangat berterima kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang  disusunnya.  Dengan begitu beliau banyak belajar agar buku yang disusunnya menjadi layak jual. Kalau seandainya naskah buku itu  langsung diterima, pasti banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati pembaca. Bukunya bisa terbit, tapi tidak banyak pembelinya. Bukunya tidak menarik hati pembaca.

Dari pengalama ditolak penerbit mayor, beliau semakin banyak belajar untuk terus memperbaiki tulisannya, sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Memang butuh waktu lama untuk mengerjakannya. Tapi pantang menyerah. Beliau pergi ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari sanalah akhirnya tahu rahasia buku mereka laris dibaca pembaca. Saat itu mendapatkan nafas baru dari membaca buku best seller, semakin menggebu-gebu semangatnya. Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun akan banyak ombak besar menghadang. Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui lautan yang berombak ganas. Justru disitulah keahliannya teruji.

“Ketika bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang. kucinya satu mau belajar dan pantang menyerah.”
Dengan terus memperbaiki dan perbaiki, penerbit mayor akan melirik tulisan kita dan kemudian menerbitkan buku tanpa keluar uang satu senpun. Kita akan tersenyum ketika royalti buku mencapai angka yang fantastis. Puluhan bahkan ratusan juta rupiah kita dapatkan bila buku yang ditulis laku keras. Begitulah yang dialami Wijaya Kusuma ketika memnrima royalty buku yang ditulisnya.

Ada beberapa orang mungkin bingung bagaimana agar tulisan dicetak menjadi buku.  Tips beliau ketika memulai karir sebagai penulis adalah beliau mengirimkan tulisannya ke penerbit dalam bentuk cetak dan dijilid. Tapi seiring dengan berjalannya waktu dan para penerbit mulai melirik karya-karyanya, sekarang beliau mengirimkan tulisannya melalui email. Beliau juga  bersedia membantu para penulis pemula untuk meneruskan ke penerbit Andi, Yogyakarta cukup dengan mengirimkan karya-karya tulisan ke email Om Jay: omjaylabs@gmail.com.


Kamis, 07 Mei 2020

Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi


Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi

Materi kali ini disampaikan oleh Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd., beliau lahir di Surabaya, 10 Juni 1966. Pengabdian beliau sebagai guru sudah sangat luar biasa yaitu 36 tahun, 5 bulan.  Pendidikan terakhir beliau adalah  Pascasarjana S3 bahasa Indonesia. Sepanjang karirnya sebagai guru beliau sudah memperoleh banyak prestasi yaitu: Juara III Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2004,  Juara III Lomba Karya Ilmiah Jawa Timur tahun 2005, , Juara II tingkat Nasional Lomba Keberhasilan Guru tahun 2006, Terpilih sebagai peserta pertukaran tokoh masyarakat Indonesia-Amerika 2006, Juara II  Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2009, Penulis artikel terbaik versi majalah Media Jatim tahun 2010 dan 2011, Juara I Guru Prestasi Tingkat nasional tahun 2011, Juara I Guru Prestasi tingkat Jatim tahun 2011, Terpilih menjadi peserta kunjungan ke Australia tahun 2013, Juara Lomba Best Practice Tingkat Nasional tahun 2014, Juara 1 Menulis Legenda Pasuruan 2016, Instruktur Nasional Kepala Sekolah Kurikulum 2013 Tahun 2015, Narasumber untuk Instruktur Nasional Kurikulum 2013 untuk guru, Narasumber penulisan buku tingkat nasional, Narasumber penyusunan PKB Guru dan KS, 

Selain itu beliau juga sebagai penulis buku pelajaran, buku pendidikan dan buku umum dari penerbit UM Press, Kanisius, Sidogiri Press, dan lain-lain. Beberapa artikel beliau tulis di majalah Media Jatim dan Radar Bromo serta artikel ilmiah pada beberapa Jurnal. Beliau juga sebagai Juri Lomba Guru Prestasi Tingkat Jawa Timur selama 4 tahun dan koordinator penilaian DUPAK Guru dan KS tingkat Jawa Timur.

Pada kesempatan kali ini, beliau menyampaikan materi dengan memberikan slide show power point dan diperkaya dengan diskusi melalui WA. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yang tidak mau menulis buku.

Mengapa kita bisa menulis buku?
Ada beragam motivasi orang untuk menulis, dari yang ingin mencari identitas diri, untuk mendapatkan uang/royalty, popularitas, bahkan hanya karena kewajiban atau terpaksa menuis karena tugas saja. Dan semuanya hanya bermuara kepada kehidupan dunia saja. Sebagian lain mereka ingin berbagi inspirasi, menyuarakan kebenaran, dan menyebarkan ilmu.
“Menulis itu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan” ungkapnya. Kita semua punya gagasan, pikiran, dan perasaan, berarti pastilah bisa menulis. Selanjutnya beliau mengubaratkan dengan seseorang yang bisa lancar berbicara. Setiap bertemu langsung berbicara tanpa mikir. Tapi ketika menulis, mereka tidak bisa.  Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan.

Syarat bisa menulis
Menulis itu hanya 4 syaratnya yaitu: mau, tekun, nekat, dan baca
Kemudian beliau meberikan contoh tulisann mahasiswa, tulisan santri dari pondok sidogiri dan salafiyah, dan dari para guru.





Mengapa guru tidak menulis, ada 2 jawaban. 1. Belum menemukan alasan mengapa harus menulis dan 2. Tidak tahu  cara menulis. Nah di sini kita perlu mengetahui alasan menulis dan cara menulis. Ingat. Menulislah denag jelek dan jangan takut salah. Sebab orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidakk pernah berbuat apa-apa.

Menulis itu keterampilan yang terlatih
Menulis itu keterampilan. Maka harus terus berlatih. Berlatih menulis, bukan dipelajari. Sebagaimana pemain sepak bola. Dia harus terus berlatih. Tetapi dia juga perlu vitamin. Apa vitaminnya seorang penulis. Ya buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan menulis. Biarlah tulisan kita awalnya tidak terlalu bagus. Yakinlah dengan terus berlatih akan ada peningkatan, dari segi kedalaman konten maupun bahasa.

Pengalaman beliau menulis buku, diawali dg menulis LKS. Dari LKS ini justru beliau mendapatkan semuanya. Itu dulu, karena dulu LKS wajib dimiliki siswa. Setelah itu beliau menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional. Alhamdulillah dua kali juara nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran dan sekaranh aktif menulis buku peekuliahan dan umum

Menerbitkan buku bisa diawali dengan menulis kumpulan puisi, kumpulan cerpen. Lanjut  ke buku umum, atau buku-buku motivasi dan buku pelajaran. Lakukan pasti bisa.

Ada orang yang ingin bertanya bagaimana teknis menulis buku pelajaran yang menarik sehubungan genarasi digital kenyataannya kurang suka membaca buku. Untuk menjawab itu, maka dilihat dulu  siapa pembacanya. Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sudah seperti itu. Setiap hari dan detik buka hp, bukan buka buku. Kalau menulis buku dan digemari penerbit (buku umum) ya menulis hal-hal yang saat ini sdh hit. Mungkin tulisan ttg kiat belajar di rumah di saat pandemi virus corona lebih menarik. Atau tulisan yg berisi pengalaman orang2 sukses, bagaimana saat dia menjadi siswa juga menarik. Dicoba saka ibu. Jangan tajut jelek dan tdk laku
Lalu mengapa ada yang sebagian orang yang suka membaca dan menulis dan slalu terputus ditengah jalan? Bisa jadi hal ini dikarenakan antara otak kita yang berjalan lancar denga tangan kita yang mengetik, jauh lebih cepat otak kita. Waktu menulis anggaplah sedang berbicara. Kalau ada yang salah saat mengetik, mungkin salah huruf, kurang huruf, kalimatnya kurang baik. Biarkan saja. Terus menulis jangan takut salah. Setelah dianggap selesai, mungkin  empat sampai enam  paragraf. Setelah itu baca lagi sambil membenahi yang salah. Masalah kemandegan, belum selesai berhenti, itu karena kurangnya motivasi dlm.menulis. kalau menulis artikel populer, cerpen, puisi harusnya sekali duduk. Malanya sebelum menulis, penuhi dulu wawasan kita tentang apa yang akan ditulis.

Untuk langkah awal yang bisa memberi semangat kita untuk kita bisa menemukan sesuatu agar bisa berlanjut ke menulis harus selalu mempersejatai denga sebuah pena. Sekarang bisa denga hp untuk mencatat ide yg muncul tiba-tiba. Tidak boleh ditunda. Terus tentukan, tulis dalaam bentuk yang paling sederhana, artikel populer. Tulis paling tidak tiga sampai lima halaman. Setelah selesai kemudian baca lagi.  Setelah yakin kirim ke majalah atau surat kabar. Misal ke radar dulu. Satu kali terbit maka nama kita akan dicatat oleh tim redaktur. Usahakan tulisan tersebut memang hasil dari kemauan panggilan jiwa atau passionnya.
Memang setiap orang berbeda passion. Untuk memulai menulis memenag diperlukan gairah dan motivasi.  Keduanya sejoli dan berjodoh. Ketika ada motivasi harus nulis agar ada kebanggaan degan hasilnya.  Saat itu bisa muncul gairah. Gairah ini akan terus bertambah ketika tulisan kita terbit. sampai akhirnya terus menulis dan menulis.

Bagaimana Menerbitkan Buku?
Tidak sedikit orang bertanya bagaimana cara menerbitkan buku dari sejak embrio sampai kepercetakanpenerbit. Kegalauan inimenjadi wajar, apalagi kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya. Cara penerbitan apa yang dapat digunakan?
Untuk menjawab hal tersebut ada tiga cara yang dilakukan yaitu; mayor publishing, self publishing dan Jual putus. Ketiganya mempunyai kelebihan dan keurangan sendiri. Seperti dijelaskan dibawah ini:

Mayor Publishing
Penerbit mayor adalah perusahaan penerbitan besar, punya nama dan modal cukup yang membuat para penulis berbondong-bondong mengirimkan naskahnya. Bukunya pasti berISBN. Mereka mempunyai tenaga kerja yang profesional dari, cover, editor, penata letak, desainer, ditribusi, promosi dan lain-lain.
Kelebihan Mayor Publishing
·         Distribusi yang luas
·         Hampir tanpa modal
·         Lebih praktis

Kelamahan Myor Publishing
·         Kurang fleksibel
·         Margin profit yang lebih kecil (royalti: 10%)

Self Publishing
Self Publishing adalah penerbitan mandiri alias menerbitkan buku sendiri. Artinya penulis melkukan semua proses penulisan; Editing, desain, tataletak buku, permohonan ISBN dan barcode diperputakaan nasional diurus oleh dirinya sendiri. Demikian juga dengan penerbitmya atau percetakannya. Pun termasuk pemasarannya

Kelebihan Self Publishing
·          Fleksibel
·          Margin profit yang lebih tinggi
  Pasti terbit

Kelemahan Self publishing
·         Distribusi yang lebih sulit
·         Perlu modal besar
·         Banyak hal yang harus dikerjakan

JUAL PUTUS
Jual putus artinya karya tulis adalah naskah dari penulis lansung dibeli oleh penerbit. Negoisasi harga harus sesuai dengan kesepakatan antara penulis dan penerbit. Bila jual putus initerlaksana, maka penulis tidak mendapatkan royalti dari karyanya.

Kelebihan jual putus
         Cepat mendapatkan uang
         Tidak berkurang meskipun buku kurang laku terjual
  Praktis

Kelemahan jual putus
         Pendapatan sesuai dengan kesepakatan
         Hak cetak ditangan penerbit
         Pendapatan tdk bertambah meskipun dicetak berulang-ulang

Demikian yang dapat disampaikan, semoga bermnfaat. Salam Blogger