Trik Menulis Buku Layak Cetak
Pemateri pelatihan kali ini adalah Bapak Edi S.
Mulyanta S.Si, M.T. Beliau lahir di Jogjakarta pada Tanggal 24 Mei 1969. Beliau adalah Publishing
Consultant Andi Publisher. Pendidikan S1 beliau di Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta mengambil jurusan Geografi. Beliau kemudian melanjutkan Jenjang S2 Di
Universitas yang sama dengan mengambil Magister Teknologi Informasi Fak.
Elektro.
Riwayat Pekerjaan
beliau dimulai dari tahun 1994 sebagai Staff LitBang Komputer PT. Wahana
Semarang 1994-2000. Kemudian beliau melanglang buana dunia perectakan dan dunia
kampus. Dan sekarang beliau sebagai Publishing Consultant Andi Publisher. Sealain
mencintai pekerjaannya, beliau juga ternyata mencintai dunia tulis menulis.
Bnayak sekali karya-karya beliau yang sudah menjadi buku dan dapat dinikmati
khalayak ramai. Diantar buku-buku beliau adalah: Lebih Mahir Word 2019, Untuk
Penulisan Ilmiah, 2019, Lebih Kreatif
dengan Adobe Photoshop CS4 2008, Corel Draw X4 2008, Teknik Modern Fotografi Digital 2007 dan masih
banyak lagi.
Dalam materinya beliau menjelaskan bahwa, saat ini dunia penerbitan sedang betul-betul
diuji ketahanannya. Kondisi terkini beberapa outlet penerbitan tutup, karena
pandemi yang luar biasa mengubah haluan kami secara mendadak. Darah penerbitan
adalah karya tulis dari penulisnya, dimana dari karya tulis tersebut dapat
diubah menjadi sebuah media buku yang dapat dinikmati pembacanya melalui outlet-outlet
pemasaran baik toko buku, kampus, sekolah, dan pembaca secara langsung.
Setiap penerbit telah dipercayakan ISBN dari perpustakaan
nasional, sebagai penanda setiap terbitannya, dan dinaungi di bawah IKAPI
sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mewadahi setiap penerbit di luar
penerbit kampus. Penerbit di bawah IKAPI secara alamiah memilih jalur
masing-masing sesuai passionnya dalam menerbitkan buku.
Dua komponen penting dalam penerbitan buku adalah penulis
dan penerbit yang berkelindan antara satu dan yang lainnya.
Sebagai penulis, sebaiknya memahami ciri khas terbitan
setiap penerbit. Tentunya bertujuan agar tulisannya sesuai dengan misi penerbit
tersebut. Walaupun ada penerbit yang dapat menerbitkan segala tema di setiap
terbitannya. Penulis, dapat mengirimkan usulan dan proposal terlebih dahulu
untuk menjajagi apakah jalur tulisannya sudah sesuai dengan visi dan misi
penerbitan belum. Hal ini untuk menghemat waktu dan biaya dalam mempersiapkan
tulisannya.
Setiap penerbit, mempunyai SOP dalam memilah, memilih
tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan utama tentunya adalah
terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat. Penerbit mempunyai peta pasar
yang dia rekam dari outlet2 nya, sehingga instink penerbitan yang telah lama
bergelut di bidangnya akan semakin terasah. Dari melihat judul, outline, dan
siapa penulis, terkadang penerbit dapat memproyeksikan pasar buku yang menjadi
sasarannya.
Kunci pertama bagi penulis adalah pemilihan judul yang baik,
pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan sedikit riset pesaing,
sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit. Apalagi tema yang
ditulis tersebut ternyata tema yang baru, perlu tambahan data riset kecil yang
tidak gampang untuk memengaruhi penerbit. Penerbit lebih cenderung mencari tema
yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gambling dalam membiayai
penerbitannya memunyai risiko yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar.
Kirimkan ke beberapa penerbit, apabila penulis belum
berpengalaman bekerjasama dengan penerbit.Penerbit akan menyeleksi tulisan,
dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran sebagai
pertimbangan ut amanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan
data-data angka akan lebih menarik. Sebagai contoh, saat ini buku yang sangat
dicari adalah buku tentang Covid-19. Cari secepatnya apa, bagaimana, virus
tersebut. Apakah buku yang kita tulis betul2 mempunyai manfaat pada pembaca.
Pesaing buku apakah sudah ada apa belum. Penulis perintis pertama biasanya
dapat menikmati pasar awal yang cukup menarik. Biasanya tulisan pertama
memunyai kualitas yang belum baik, akan tetapi mengejar momen yang cukup bagus. Buku yang masih eksis di dunia
percetakan yang pertama adalah buku Anak, buku dongeng, cerita bergambar,
dankomik. Kami sarankan buku yang mempunyai value bagus untuk pendidikan
karakter. Kemudian buku, keagamaan, motivasi, dan buku sekolah
Naskah Motivasi, termasuk naskah primadona, karena
menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Apalagi jika penulisnya rajin promosi
karena motivator terkenal, bukunya bak kacang goreng. Buku motivasi, cukup
menarik semua penerbit. Akan tetapi tergantung kreativitas penulis dalam
memaparkan ide-idenya. Buku motivasi yang baik pasarnya, memang melekat pada
nama-nama terntentu di Indonesia. Dulu ada Mario Teguh, di mana bukunya luar
biasa tanggapan pembacanya. Tung Desem Waringin, sangat fenomenal. Akan tetapi
ternyata buku-buku motivasi tidak pernah surut terbitannya. Terbukti buku
motivasi-motivasi berbasis agama, menjadi trend yang luar biasa. Kreativitas
penulis menjadi tumpuan utama buku motivasi, sehingga jangan ragu-ragu
brainstorming dengan pnerbit untuk menerbitkan buku motivasi di Indonesia. Cari
peluang-peluang baru saat Pandemi Covid-19 yang memorak porandakan motivasi
kita. Ini lahan yang luar biasa untuk membuat buku motivasi.
Penulis follower biasanya mempunyai penyajian materi yang
lebih baik akan tetapi terkadang
menikmati pasar sisa dari para penulis perintis. Penulis perintis effort awal
lebih banyak, dan terkadang mempunyai risiko tidak laku juga besar. Penerbit
akan sangat tergantung dari tawaran awal dalam proposal dalam menentukan
penerbitannya. Poposal buku akan semakin sempurna, jika penulis telah melakukan
proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana keseluruhan. Supaya proses
penyelesaian tulisannya tidak terlalu lama. Penerbit biasanya memberikan waktu
yang beragam untuk menyelesaikan tulisan tersebut.
Banyak penulis yang menebar proposal ke beberapa penerbit,
akan tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses
produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih
dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan
penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya. Bila proposal pengajuan
ini diterima dibeberapa percetakan, maka untuk memutuskan pilahannya adalah:
Pertimbangkan skala pasar penerbitannya sebelum memutuskan salah satu penerbit
yang dipilih untuk menerbitkan buku tersebut. Penerbit skala nasional akan
lebih menguntungkan secara keuangan, karena akan tersebar di seluruh penjuru
toko buku.
Proses penerbitan cuku panjang waktunya, dari administrasi
penerbitan awal, editing, setting layout, desain c over, dan proses produksi.
Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara 2 minggu hingga 1
bulan paling lama. Yang membuat lama adalah proses antrian, baik dari sisi
penulis maupun beberapa bagian di penerbitan.
Pada proses administrasi penerbitan, yang perlu dipersiapkan
adalah: Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata
Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga Sinopsis. Penulis harus jeli
melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum lengkap, proses selanjutnya
tidak akan dijalankan.
Proses editing, akan terbantukan dengan pengetahuan ejaan,
pemilihan kata, kalimat, paragraf hingga hirarki bab yang baik dari penulis.
Kelemahan penulis biasanya tidak clear saat menentukan hirarki bab, paragraf,
kalimat, kata, dan pemilihan fontasi. Editor akan membantu hal tersebut, akan
tetapi apabila penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih
fokus ke dalam bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik.
Setting layout juga mempunyai peranan yang penting, karena
menentukan ukuran buku, jumlah halaman, dan keindahan halaman per halaman.
Titik krusial ada di sini, karena dengan pengaturan halaman yang baik, makan
harga buku akan dapat efektif di tentukan. Harga buku yang menarik, akan cukum
mempengaruhi pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku tersebut atau
meninggalkannya. Desain cover, juga memunyai peranan strategis dalam sebuah
buku. Apalagi tipikan pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan dari
keindahan dan seberapa menarik cover buku. Tipikan pembaca buku di indonesia
adalah, sight seeing, sehingga cover sangat penting sekali dalam pemasaran
buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagai mana cover yang menarik, dan
terbukti mendongkrak pemasaran.
Saat proofing, penulis sebaiknya memberikan beberapa
perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang ditulisnya. Kerjasama yang
baik dari penulis, dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan
keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar. Akan tetapi dari pengalaman kami,
tidak ada buku Best Seller yang By Design. Artinya, banyak buku Best Seller di
Indonesia, terkadang karena karunia semata. Jadi jangan takut menawarkan
tulisan anda ke penerbit, karena pada dasarnya penerbit juga trial and error
dalam menerbitkan buknya. Hanya pengalaman, dan intuisi terkadang membantu
untuk menghindari kerugian akibat terbitannya tidak laku di pasar.
Mantul sekali pak heri
BalasHapusKereen pak..😊 lanjutkan...bs menerbitkan buku..
BalasHapusbuku yang mana ya hahaha
BalasHapus