AISHAH
Aishah wanita engerjik yang selalu
meramaikan suasana. Entah sejak kapan ia masuk dalam kehidupanku. Sungguh
kehadirannya membuatku merasa berbeda. Semangatnya yang menggebu menular lewat
celah-celah hati yang mulai membeku. Celotehnya selalu mewarnai hari-hariku
yang telah meleleh oleh polahnya. Senyum di ujung bibirnya membuat
pria merasa nyaman dan riang berasa disisinya. Bila tertawa, seakan dia
melepaskan semua beban yang selam ini menghimpitku. Bebas dan terbang entah kemana.
Dan aku tidak mau itu dinikmati olah pria lain. Tapi siapa diriku yang baru
saja mengenal dirinya sudah terlalu banyak berharap.
Ah entahlah ada apa dengan diriku.
Aku selalu terbayang bagaimana ia begitu
antusias jika dihadapkan pada suatu masalah. Ia berusaha meyelesaikannnya
dengan easy going. Aishah perempuan supel
yang mudah memaafkan kesalah-kesalahan temannya. Dia bukan tipe pendendam. Dia
cenderung suka berdamai dengan kedaan. Dia tidak ingin menghabiskan banyak
waktu untuk memikirkan hal hal yang sifatnya tidak penting dan tidak suka
membebani pikirannya dengan energi negatif. Tapi dibalik itu dia
mempunyai sifat yang lembut. Dan kelembutannya bagaikan air yang dapat menghancurkan
dan luluh lantakan benda-benda yang menghalangi jalannya. Bagaikan tsunami yang
menerjang Aceh dia akan terus bergerak menggapai impiannya. Netranya memancarkan
semangat yang luar biasa. Dan aku terpesona.
Sungguh hari-hariku kini berada dalam
kungkungan bayangannya. Rindu kan menyeruak bila sedetik saja tak mendengar
celotehnya. Aku seakan berada dipersimpangan takdirku. Aku ingin
mengungkapkannya, tapi aku tak sanggup hatiku membeku kembali. Ini bukan semacam
rasa lain yang dulu pernah kurasa ketika cinta pada pandangan pertama. Bukan
pula karena aku laki-laki pengecut yang tidak punya nyali untuk mengatakannya. Sekali
lagi, aku tak sanggup hatiku membeku kembali.
Aku merasa dia telah membebaskanku dari jeratan-jeratan labirin
luka yang dulu menghinggapiku. Kehadirannya menghapus sejuta kenangan pahitku. Bukan karena dia cantik aku mengaguminya. Ya walaupun dia memamg cantik. Kulitnya
putih bersih berseri. Bibir tipis
kemerahan. Bola mata bulat yang di hiasi dengan bulu mata yang lentik. Pipi
kemerahan dengan lesung pipit menambah kecatikan alaminya. Hidung mancung mempesona dan menggemaskan. Sementara alisnya yang panjang dan indah serasi dengan wajahnya, menandakan kepribadian yang luwes,
lemah lembut, elegan dan penuh gairah dalam kehidupannya. Tapi
rasanya bukan itu yang membuat hatiku terpenjara olehnya. Aku yakin kali ini
aku berusaha mengerti, bahwa cinta tumbuh dari banyaknya pengertian dan
pelajaran darinya. Orang bilang bahwa perempuan perlu banyak memahami laki-laki
dan aku mendapatkannya. Aishah darinya aku merasa nyaman.
Kali ini bukan semacam cinta pada pandangan
pertama. Sebab sebagai laki-laki aku dihargai dan difahaminya. Kini akupun harus
paham bahwa pemikiran dan perasaan perempuan itu sulit untuk dimengerti. Aishah
bukan perempuan yang hanya akan meminta dikagumi dan dipahami, tapi juga akan memberikan cinta dan perhatian yang
sebanding. Aku ingin membuatnya merasa dihargai dan dicintai sebagai seorang
perempuan. Aku ingin menjadi lelaki
pertama yang mengajarkannya bahwa semua hal bisa diselesaikan dengan saling
bicara dan mendengarkan. Aku ingin menjaga apa yang telah kutemukan
kini tidak lagi hilang. Aku tak Ingin hatiku membeku kembali. Asaku bersambut.
Terimakasih Aishahku.
Ceritanya bagus,mengalir, ada beberapa yg salah ketik spt dan tapi diketik dab,selama diketik selam, dan kata2 : berada persimpangan, mungkin menjadi berada pada persimpangan, good job bpk!
BalasHapusTerimaksih ibu...baru berani menulis. di kegiatan ini.
BalasHapus