Kamis, 07 Mei 2020

Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi


Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi

Materi kali ini disampaikan oleh Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd., beliau lahir di Surabaya, 10 Juni 1966. Pengabdian beliau sebagai guru sudah sangat luar biasa yaitu 36 tahun, 5 bulan.  Pendidikan terakhir beliau adalah  Pascasarjana S3 bahasa Indonesia. Sepanjang karirnya sebagai guru beliau sudah memperoleh banyak prestasi yaitu: Juara III Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2004,  Juara III Lomba Karya Ilmiah Jawa Timur tahun 2005, , Juara II tingkat Nasional Lomba Keberhasilan Guru tahun 2006, Terpilih sebagai peserta pertukaran tokoh masyarakat Indonesia-Amerika 2006, Juara II  Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2009, Penulis artikel terbaik versi majalah Media Jatim tahun 2010 dan 2011, Juara I Guru Prestasi Tingkat nasional tahun 2011, Juara I Guru Prestasi tingkat Jatim tahun 2011, Terpilih menjadi peserta kunjungan ke Australia tahun 2013, Juara Lomba Best Practice Tingkat Nasional tahun 2014, Juara 1 Menulis Legenda Pasuruan 2016, Instruktur Nasional Kepala Sekolah Kurikulum 2013 Tahun 2015, Narasumber untuk Instruktur Nasional Kurikulum 2013 untuk guru, Narasumber penulisan buku tingkat nasional, Narasumber penyusunan PKB Guru dan KS, 

Selain itu beliau juga sebagai penulis buku pelajaran, buku pendidikan dan buku umum dari penerbit UM Press, Kanisius, Sidogiri Press, dan lain-lain. Beberapa artikel beliau tulis di majalah Media Jatim dan Radar Bromo serta artikel ilmiah pada beberapa Jurnal. Beliau juga sebagai Juri Lomba Guru Prestasi Tingkat Jawa Timur selama 4 tahun dan koordinator penilaian DUPAK Guru dan KS tingkat Jawa Timur.

Pada kesempatan kali ini, beliau menyampaikan materi dengan memberikan slide show power point dan diperkaya dengan diskusi melalui WA. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yang tidak mau menulis buku.

Mengapa kita bisa menulis buku?
Ada beragam motivasi orang untuk menulis, dari yang ingin mencari identitas diri, untuk mendapatkan uang/royalty, popularitas, bahkan hanya karena kewajiban atau terpaksa menuis karena tugas saja. Dan semuanya hanya bermuara kepada kehidupan dunia saja. Sebagian lain mereka ingin berbagi inspirasi, menyuarakan kebenaran, dan menyebarkan ilmu.
“Menulis itu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan” ungkapnya. Kita semua punya gagasan, pikiran, dan perasaan, berarti pastilah bisa menulis. Selanjutnya beliau mengubaratkan dengan seseorang yang bisa lancar berbicara. Setiap bertemu langsung berbicara tanpa mikir. Tapi ketika menulis, mereka tidak bisa.  Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan.

Syarat bisa menulis
Menulis itu hanya 4 syaratnya yaitu: mau, tekun, nekat, dan baca
Kemudian beliau meberikan contoh tulisann mahasiswa, tulisan santri dari pondok sidogiri dan salafiyah, dan dari para guru.





Mengapa guru tidak menulis, ada 2 jawaban. 1. Belum menemukan alasan mengapa harus menulis dan 2. Tidak tahu  cara menulis. Nah di sini kita perlu mengetahui alasan menulis dan cara menulis. Ingat. Menulislah denag jelek dan jangan takut salah. Sebab orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidakk pernah berbuat apa-apa.

Menulis itu keterampilan yang terlatih
Menulis itu keterampilan. Maka harus terus berlatih. Berlatih menulis, bukan dipelajari. Sebagaimana pemain sepak bola. Dia harus terus berlatih. Tetapi dia juga perlu vitamin. Apa vitaminnya seorang penulis. Ya buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan menulis. Biarlah tulisan kita awalnya tidak terlalu bagus. Yakinlah dengan terus berlatih akan ada peningkatan, dari segi kedalaman konten maupun bahasa.

Pengalaman beliau menulis buku, diawali dg menulis LKS. Dari LKS ini justru beliau mendapatkan semuanya. Itu dulu, karena dulu LKS wajib dimiliki siswa. Setelah itu beliau menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional. Alhamdulillah dua kali juara nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran dan sekaranh aktif menulis buku peekuliahan dan umum

Menerbitkan buku bisa diawali dengan menulis kumpulan puisi, kumpulan cerpen. Lanjut  ke buku umum, atau buku-buku motivasi dan buku pelajaran. Lakukan pasti bisa.

Ada orang yang ingin bertanya bagaimana teknis menulis buku pelajaran yang menarik sehubungan genarasi digital kenyataannya kurang suka membaca buku. Untuk menjawab itu, maka dilihat dulu  siapa pembacanya. Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sudah seperti itu. Setiap hari dan detik buka hp, bukan buka buku. Kalau menulis buku dan digemari penerbit (buku umum) ya menulis hal-hal yang saat ini sdh hit. Mungkin tulisan ttg kiat belajar di rumah di saat pandemi virus corona lebih menarik. Atau tulisan yg berisi pengalaman orang2 sukses, bagaimana saat dia menjadi siswa juga menarik. Dicoba saka ibu. Jangan tajut jelek dan tdk laku
Lalu mengapa ada yang sebagian orang yang suka membaca dan menulis dan slalu terputus ditengah jalan? Bisa jadi hal ini dikarenakan antara otak kita yang berjalan lancar denga tangan kita yang mengetik, jauh lebih cepat otak kita. Waktu menulis anggaplah sedang berbicara. Kalau ada yang salah saat mengetik, mungkin salah huruf, kurang huruf, kalimatnya kurang baik. Biarkan saja. Terus menulis jangan takut salah. Setelah dianggap selesai, mungkin  empat sampai enam  paragraf. Setelah itu baca lagi sambil membenahi yang salah. Masalah kemandegan, belum selesai berhenti, itu karena kurangnya motivasi dlm.menulis. kalau menulis artikel populer, cerpen, puisi harusnya sekali duduk. Malanya sebelum menulis, penuhi dulu wawasan kita tentang apa yang akan ditulis.

Untuk langkah awal yang bisa memberi semangat kita untuk kita bisa menemukan sesuatu agar bisa berlanjut ke menulis harus selalu mempersejatai denga sebuah pena. Sekarang bisa denga hp untuk mencatat ide yg muncul tiba-tiba. Tidak boleh ditunda. Terus tentukan, tulis dalaam bentuk yang paling sederhana, artikel populer. Tulis paling tidak tiga sampai lima halaman. Setelah selesai kemudian baca lagi.  Setelah yakin kirim ke majalah atau surat kabar. Misal ke radar dulu. Satu kali terbit maka nama kita akan dicatat oleh tim redaktur. Usahakan tulisan tersebut memang hasil dari kemauan panggilan jiwa atau passionnya.
Memang setiap orang berbeda passion. Untuk memulai menulis memenag diperlukan gairah dan motivasi.  Keduanya sejoli dan berjodoh. Ketika ada motivasi harus nulis agar ada kebanggaan degan hasilnya.  Saat itu bisa muncul gairah. Gairah ini akan terus bertambah ketika tulisan kita terbit. sampai akhirnya terus menulis dan menulis.

Bagaimana Menerbitkan Buku?
Tidak sedikit orang bertanya bagaimana cara menerbitkan buku dari sejak embrio sampai kepercetakanpenerbit. Kegalauan inimenjadi wajar, apalagi kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya. Cara penerbitan apa yang dapat digunakan?
Untuk menjawab hal tersebut ada tiga cara yang dilakukan yaitu; mayor publishing, self publishing dan Jual putus. Ketiganya mempunyai kelebihan dan keurangan sendiri. Seperti dijelaskan dibawah ini:

Mayor Publishing
Penerbit mayor adalah perusahaan penerbitan besar, punya nama dan modal cukup yang membuat para penulis berbondong-bondong mengirimkan naskahnya. Bukunya pasti berISBN. Mereka mempunyai tenaga kerja yang profesional dari, cover, editor, penata letak, desainer, ditribusi, promosi dan lain-lain.
Kelebihan Mayor Publishing
·         Distribusi yang luas
·         Hampir tanpa modal
·         Lebih praktis

Kelamahan Myor Publishing
·         Kurang fleksibel
·         Margin profit yang lebih kecil (royalti: 10%)

Self Publishing
Self Publishing adalah penerbitan mandiri alias menerbitkan buku sendiri. Artinya penulis melkukan semua proses penulisan; Editing, desain, tataletak buku, permohonan ISBN dan barcode diperputakaan nasional diurus oleh dirinya sendiri. Demikian juga dengan penerbitmya atau percetakannya. Pun termasuk pemasarannya

Kelebihan Self Publishing
·          Fleksibel
·          Margin profit yang lebih tinggi
  Pasti terbit

Kelemahan Self publishing
·         Distribusi yang lebih sulit
·         Perlu modal besar
·         Banyak hal yang harus dikerjakan

JUAL PUTUS
Jual putus artinya karya tulis adalah naskah dari penulis lansung dibeli oleh penerbit. Negoisasi harga harus sesuai dengan kesepakatan antara penulis dan penerbit. Bila jual putus initerlaksana, maka penulis tidak mendapatkan royalti dari karyanya.

Kelebihan jual putus
         Cepat mendapatkan uang
         Tidak berkurang meskipun buku kurang laku terjual
  Praktis

Kelemahan jual putus
         Pendapatan sesuai dengan kesepakatan
         Hak cetak ditangan penerbit
         Pendapatan tdk bertambah meskipun dicetak berulang-ulang

Demikian yang dapat disampaikan, semoga bermnfaat. Salam Blogger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar