CATATKAN SEJARAHMU LEWAT TULISAN
Ibu Farah Dina, M.Sc dengan tema “Terbitkan Bukumu,
Catatkan Sejarah”. Dengan segudang prestasinya yang tidak iragukan lagi.
Duapuluh buku sudah beliau terbitkan. Berawal dari kegelisahan beliau, sulitnya
mendapatkan buku bacaan berkualitas untuk anaknya, sehingga akhirnya beliau
memutuskan untuk menulis buku – buku tentang pendidikan anak. Beberapa judul
buku yang ditulisnya yaitu : Mencetak Generasi Kreatif 2011(penulisan bersama),
Membentuk Anak Percaya Diri 2011 (penulisan bersama), Buku bergambar untuk
pembaca pemula (15 judul buku) dan buku bergambar elektronik (3 judul) tahun
2017 – 2020, dll.
Sebelum melanjtkan materi beliau meminta kami untuk
menyimak video yang beliau bagikan yaitu “Mari menulis dengan 4R
Apa itu 4 R?
Renjana
Renjana adalah passion, yaitu sesuatu yang dikerjakan dengan ikhas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar seseorang. Ketertarikan ini akan kita mengerahkan energi kita untuk
mengerjakan sesuatu dengan senang hati. Renjana ini adalah sesuatu yang kita
sukai, kuasai, dan sudah menjadi pikiran
kita. Dalam membuat karya, maka mulailah dari apa yang kita sukai dan kita
kuasai agar tulisan kita bisa mengalir. Kita bisa menulis buku tentang
motivasi, Agama, buku anak, penelitian dan lain-lain. Menulis sesuatu yang
sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia
memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat
kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi. Hasil
tulisan yang jadi ini menjadi reward sendiri untuk kita sehingga kita akan
terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah berkreasi dengan berbagai
genre agar kita menguasai menulis
berbagai hal.
Rutin
Dalam mengerjakan sesuatu, maka dibutuhkan
konsitensi untuk terus melakukannya. Orang tidak akan berhasil mengubah sesuatu
secara maksimal tanpa dilakukan dengan rutin. Seorang penulis harus merutinkan
diri bukan hanya rutin menulis, tapi kita harus juga rutin membaca. Ketika kita banyak membaca,
maka kosa kata kita pun akan bertambah. Seringlah membaca dengan banyak buku
dengan genre masin-masing.kita ada keinginan untuk membuat bentuk tulisan yang
lain. Ketika keinginana itu terwujud, insya Allah kita akan rutin menulis
dengan menyiapkan waktu dan tempat khusus. Menulis bisa di mana saja, kapan
saja dan tentang apa saja. Setiap melihat sesuatu yang menarik maka itu bisa
menjadi sumber ide. Gunakan catatan, note di HP, rekam dengan recorder tool.
Kita harus mengumpulkan bahan-bahan cerita. Jangan menunda menuliskan ide yang
telah didapatkan. Jangan biarkan dia menguap begitu saja tanpa ada yang karya
yang terwujud lewat tulisan.
Review
Ide-ide yang terwujud akan menjadi
sebuah tulisan yang terkumpul. Nah setelah kita punya kumpulan tulisan, maka
waktunya mereview secara berulang-ulang. Inilah proses terpanjang dalam
menulis.biarlah tulisan kita mengalir. Pada saat menulis draft, maka tulis
semua yang ingin ditulis. Tidak perlu diedit, tidak perlu dilihat nama
tokohnya, waktunya, scenenya, skenario, logikanya, alurnya. Tulis saja, biarkan
mengalir. Nanti di tahap review, baru kita melihat, misalnya tokohnya, alurnya
logikanya dan sebagainya. Biasanya penulis pemula merasa kurang percaya
diri dengan tulisannya, dan cenderung ingin menjadikan tulisannya sebagai
sebuah tulisan yang sempurna. Sehingga pada saat menulis, dia juga sekaligus
mereview tulisannya. Dan akhirnya, tidak pernah menghasilkan sebuah karya,
karen terbelit dengan review ketika sedang proses menulis. Review juga penting
untuk melihat pasar kita. Apa yang mau ditulis? Siapa audiencenya? Apa yang
dibutuhkan? Misalnya background dan alasan menulis.
Ruang bagi pembaca
Ketika
melakukan kegiatan review, jadikan review dari penulis sebagai acuan awal saja.
Jangan merasa sudah cukup dan bagus. Lakukanlah review ke target pasar yang
akan kita tuju. Karena tujuan kita menulis adalah untuk dibaca, maka kita perlu
mendengar pendapat dari pembaca juga. Jika bukunya tentang guru, maka
pembacanya adalah guru, dan jika buku itu untuk orang tua, maka pembacanya
dalah orang tua. Ruang bagi pembaca di sini adalah bukan kita meminta mereka
untuk membaca buku, kemudian kita mengharapkan respon positif maupun negatif
dari mereka. Respon positif adapat menjadi semangatt kita untuk terus berkarya.
Respon negatif menjadi bahan perbaikan naskah tulisan kita untuk menjadi lebih
baik dan layak muat. Perlu diingat, ini
penting, jangan sampai ruang bagi pembaca ini menghilangkan jati diri kita
sebagai penulis. Kadang ada review berasal dari hal-hal yang tidak terpikirkan
oleh kita, tidak kita perkirakan. Hal ini karena pola pikir dan daya tangkap
setiap pembaca berbeda. Dan harus diingat bahwa kita menulis tidak hanya untuk
memenuhi keinginan pembaca, tapi kita melakukannya kerena senang dengan dunia
tulis menulis dan bahagia melakukannya. Seorang penulis tidak berarti tanpa
hadirnya pembaca. Maka hadirnya pembaca menjadi penting. Karena itu, share di medsos
dan meminta orang-orang terdekat kita membacanya. Itu hal yang baik untuk
memberikan motivasi dan masukan untuk kita lebih baik dan berarti.
Materi dilanjtkan dengan sesi tanyajawab dan kemudian
dirangkum sebagai berikut:
Apakah kita harus melalui tahapan 4R itu agar buku yg
diterbitkan berkualitas? Bu Nani
Jawaban
Bu Nani yang bersemangat, tidak selalu seperti itu.
Ini dirangkum dr pengalaman2 penulis yg hebat yg sudah menerbitkan banyak buku
dan disukai. Mereka akan menulis yg betul2 sesuai dgn renjananya lalu terbiasa
menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing
& lain2nya yg nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi
setelah itu, baru dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali
bahkan naskah final sangat berbeda dr naskah awalnya. Kekuatannya di review
ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu
mendengar masukan dari pembaca juga.
Assalamualaikum. Saya Siti Fatimah dari Mojokerto.
Sebagai pemula saya masih bingung menentukan passion
saya dimana. Bagaimana kita mengetahui passion kita dengan mudah.
Wa alaikum slm wr wb..
Ibu Fatimah, tidak sedikit orang yang merasakan hal
yang sama dengan ibu. Memang ada orng-orang yang dari awal sudah tau apa bidang
menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh
adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan,
dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk
rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita
bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita
yang mendorong kita untuk mengungkapkannya.
Assalamualaikum, saya Warsih dari Kota Tangerang. Mau
menanyakan tentang pembuatan buku anak-anak. Misalnya kita menulis berdasarkan
apa yang kita lihat, kemudian kita tambahkan dengan khayalan dan imajinasi kita
boleh tidak. Jadi tidak pyur fiksi. Nah yang sperti itu termasuk kategori buku
apa Bu. Trimakasih
Wa alaikum salam wr wb.
Ibu Asih pecinta buku anak, boleh sekali memasukkan
imajinasi ke dalam buku anak. Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak.
Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot,
itu adalah imajinasi.
Yang tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang
mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi batu,
siasat membuh raksasa seperti dalam legenda asa…
Slmt siang ibu Farrah, Bagaimana memanage 4 R ini agar
menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis? Yulius
Roma-Tana Toraja. Tks
Pak Yulius dari Toraja, LAKUKAN. itu kunci utamanya
pak. Dengan melakukan maka saya yakin Bapak akan menemukan polanya
tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk
kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita
akan sangat terbiasa. Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu
dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal,
karena nanti tidak akan jadi karya krn kita berkutat dengan banyak hal. Selamat
menulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar